Serangan siber (cyber attack) menjadi ancaman yang sangat nyata bagi bisnis dari berbagai ukuran. Tidak peduli seberapa besar atau kecil skala bisnis Anda, serangan siber dapat menimbulkan kerugian finansial yang besar, merusak reputasi perusahaan, dan menurunkan kepercayaan pelanggan. Seiring meningkatnya ketergantungan bisnis pada teknologi, peretas juga terus mengembangkan teknik baru untuk mengakses, mencuri, dan merusak data.
Menurut berbagai laporan keamanan siber, jumlah serangan siber terus meningkat setiap tahunnya, baik dari segi frekuensi maupun kerumitan. Bahkan, serangan ini tidak hanya menargetkan perusahaan besar, tetapi juga usaha kecil dan menengah (UKM) yang sering kali kurang memiliki sistem pertahanan yang kuat. Oleh karena itu, memahami jenis-jenis serangan siber dan mengetahui cara melindungi bisnis dari ancaman ini adalah langkah penting untuk menjaga kelangsungan dan keamanan bisnis Anda.
Artikel ini akan membahas beberapa jenis serangan siber yang paling umum, bagaimana cara kerja serangan tersebut, serta langkah-langkah yang dapat diambil oleh bisnis untuk melindungi diri dari ancaman tersebut.
Phishing adalah salah satu jenis serangan siber yang paling umum dan terus berkembang seiring waktu. Dalam serangan phishing, peretas mencoba menipu korban untuk memberikan informasi sensitif, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya. Mereka biasanya melakukannya dengan mengirimkan email atau pesan yang terlihat seolah-olah berasal dari sumber yang sah, seperti bank, perusahaan teknologi, atau rekan bisnis.
Cara kerja phishing: Serangan phishing bekerja dengan memanfaatkan rekayasa sosial untuk menipu korban agar melakukan tindakan tertentu, seperti mengklik tautan berbahaya atau memasukkan data ke dalam situs web palsu. Ketika korban memberikan informasi, peretas dapat menggunakan data tersebut untuk mengakses akun korban atau melakukan penipuan identitas.
Cara melindungi bisnis dari phishing:
Baca juga: Cara Efektif Melindungi Website dari Serangan Hacker
Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak, mencuri, atau mengakses informasi dari sistem komputer tanpa izin. Malware mencakup berbagai jenis ancaman, seperti virus, worm, ransomware, trojan horse, dan spyware. Setiap jenis malware memiliki cara kerja yang berbeda, tetapi tujuan utamanya adalah untuk menginfeksi sistem dan mengekstraksi data yang berharga atau merusak infrastruktur IT.
Cara kerja malware: Peretas dapat menginfeksi sistem dengan malware melalui berbagai cara, seperti mengirimkan lampiran berbahaya dalam email, menggunakan situs web yang terinfeksi, atau memanfaatkan kerentanan dalam perangkat lunak yang belum di-patch. Setelah malware berhasil diinstal, peretas dapat memiliki kendali penuh atas sistem yang terinfeksi dan menggunakan akses ini untuk tujuan jahat, seperti mencuri data atau merusak file.
Cara melindungi bisnis dari malware:
Ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data korban, sehingga tidak dapat diakses, kemudian peretas meminta tebusan untuk membuka enkripsi tersebut. Dalam beberapa kasus, ransomware juga mengancam untuk membocorkan data korban ke publik jika permintaan tebusan tidak dipenuhi. Serangan ransomware sangat merusak karena perusahaan sering kali tidak dapat mengakses data penting atau operasional mereka menjadi lumpuh.
Cara kerja ransomware: Ransomware biasanya menyebar melalui lampiran email berbahaya atau situs web yang terinfeksi. Begitu malware ransomware diaktifkan, ia akan mulai mengenkripsi file di sistem korban dan menampilkan pesan yang meminta pembayaran tebusan untuk mendapatkan kunci dekripsi.
Cara melindungi bisnis dari ransomware:
Distributed Denial of Service (DDoS) adalah serangan di mana peretas berusaha untuk melumpuhkan sistem atau jaringan dengan membanjiri lalu lintas yang berlebihan. Serangan DDoS melibatkan penggunaan banyak perangkat yang sudah terinfeksi malware (disebut botnet) untuk mengirimkan permintaan ke server atau jaringan target, sehingga membuatnya tidak mampu menangani lalu lintas yang normal.
Cara kerja DDoS: Serangan DDoS memanfaatkan botnet, yaitu jaringan komputer yang sudah terinfeksi, untuk mengirimkan permintaan dalam jumlah besar ke server target. Ketika server tidak dapat menangani lonjakan lalu lintas ini, situs web atau layanan menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah.
Cara melindungi bisnis dari DDoS:
SQL Injection adalah jenis serangan di mana peretas menyisipkan kode berbahaya ke dalam aplikasi web yang rentan untuk mengakses, memodifikasi, atau menghapus data dari basis data. Serangan ini biasanya terjadi pada situs web yang tidak memvalidasi masukan pengguna dengan benar, sehingga peretas dapat mengeksploitasi kelemahan ini untuk mengeksekusi perintah SQL yang berbahaya.
Cara kerja SQL Injection: Serangan SQL Injection terjadi ketika input pengguna yang tidak tervalidasi (seperti kolom pencarian atau formulir login) digunakan secara langsung dalam kueri SQL. Peretas dapat menyisipkan kode berbahaya ke dalam input ini, yang kemudian dieksekusi oleh basis data untuk mendapatkan akses atau mengubah informasi penting.
Cara melindungi bisnis dari SQL Injection:
Man-in-the-Middle (MitM) adalah jenis serangan di mana peretas menyadap komunikasi antara dua pihak yang sah, seperti antara pengguna dan situs web. Serangan ini memungkinkan peretas untuk mencuri informasi sensitif yang dikirimkan antara kedua pihak, seperti kredensial login atau informasi keuangan.
Cara kerja MitM: Peretas memposisikan dirinya di antara dua pihak yang sedang berkomunikasi, tanpa sepengetahuan mereka. Serangan MitM biasanya dilakukan dengan menyusup ke jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman atau memalsukan sertifikat SSL dari situs web yang sah. Setelah berada di antara komunikasi, peretas dapat menyadap, mengubah, atau mencuri data yang dikirimkan.
Cara melindungi bisnis dari MitM:
Insider threats adalah ancaman keamanan yang berasal dari individu di dalam organisasi, seperti karyawan, kontraktor, atau mitra bisnis. Ancaman ini dapat bersifat disengaja (seperti pencurian data) atau tidak disengaja (seperti kesalahan manusia yang menyebabkan kebocoran data). Karena pelaku insider memiliki akses langsung ke sistem perusahaan, ancaman ini sering kali sulit dideteksi.
Cara kerja insider threats: Insider threats bekerja dengan memanfaatkan hak akses sah yang dimiliki individu di dalam organisasi. Individu tersebut mungkin mencuri, mengubah, atau menghapus data penting tanpa terdeteksi oleh sistem keamanan perusahaan.
Cara melindungi bisnis dari insider threats:
Baca juga: Apa Itu Malware dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Serangan siber menjadi ancaman yang semakin kompleks dan berbahaya bagi bisnis di era digital. Dari phishing hingga ransomware, setiap jenis serangan memiliki cara kerja dan dampak yang berbeda, tetapi semuanya dapat menyebabkan kerugian besar jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap bisnis untuk memahami jenis-jenis serangan siber dan mengimplementasikan langkah-langkah perlindungan yang tepat.
Langkah-langkah seperti edukasi karyawan, pemasangan perangkat lunak keamanan, pembaruan sistem secara rutin, serta implementasi kebijakan keamanan yang kuat dapat membantu bisnis melindungi diri dari ancaman siber yang terus berkembang. Dengan pendekatan yang proaktif, bisnis dapat mengurangi risiko serangan siber dan menjaga kelangsungan operasional di tengah lingkungan yang semakin rentan terhadap ancaman digital.