Human Risk Management Institute

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Data Pribadimu Lebih Aman

Written by Nur Rachmi Latifa | 22 Apr 2025

Menjaga data pribadi bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan yang tidak bisa diabaikan. Setiap hari, kita mengakses berbagai layanan online—dari belanja, perbankan, hingga media sosial—yang semuanya meminta informasi sensitif seperti nama lengkap, nomor identitas, alamat, nomor telepon, bahkan data keuangan. Sayangnya, kebocoran data semakin sering terjadi akibat serangan siber, phishing, maupun kelalaian pengguna dalam menjaga keamanan digital mereka. Dampaknya bisa sangat merugikan, mulai dari pencurian identitas, penipuan finansial, hingga penyalahgunaan data untuk tujuan kriminal. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mulai menerapkan kebiasaan digital yang aman. Artikel ini akan membahas 5 kebiasaan penting yang dapat langsung kamu terapkan untuk memperkuat perlindungan data pribadimu mulai dari sekarang.

Memahami Data Pribadi dan Pentingnya Bagi Keamanan Digital

Data pribadi adalah setiap informasi yang dapat mengidentifikasi seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) di Indonesia, data pribadi dibagi menjadi dua kategori, yaitu data pribadi umum (seperti nama lengkap, alamat, dan nomor telepon) serta data pribadi spesifik (seperti data biometrik, kesehatan, catatan keuangan, dan keyakinan pribadi). UU PDP menegaskan bahwa setiap individu memiliki hak atas perlindungan data pribadinya dan penyelenggara sistem elektronik wajib menjaga kerahasiaan serta keamanannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membagikan data pribadi tanpa sadar, mulai dari saat mengisi formulir online, melakukan transaksi perbankan digital, hingga membuat akun media sosial. Contoh data pribadi yang sering diminta antara lain nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat rumah, nomor rekening bank, hingga informasi lokasi secara real-time. Jika tidak hati-hati, informasi ini bisa dengan mudah dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Risiko kebocoran data pribadi sangat nyata dan merugikan. Data yang jatuh ke tangan yang salah bisa digunakan untuk tindakan kejahatan seperti pencurian identitas, penipuan keuangan, pemerasan, hingga penyebaran hoaks atau konten palsu yang mencatut nama seseorang. Tidak hanya merugikan individu secara pribadi, kebocoran data juga bisa berdampak serius pada reputasi dan keamanan perusahaan. Karena itu, memahami jenis-jenis data pribadi dan menjaga kerahasiaannya adalah langkah awal yang penting dalam membangun keamanan digital yang lebih kuat. Untuk membantu Anda memulai, berikut lima kebiasaan sehari-hari yang bisa diterapkan guna melindungi data pribadi dari berbagai ancaman digital.

Baca juga: Mobile Device Security: Langkah Kecil yang Berdampak Besar

1.  Menggunakan Password yang Kuat dan Unik

Menggunakan password yang kuat dan unik adalah langkah pertama yang paling sederhana namun sangat penting dalam melindungi data pribadi. Sayangnya, banyak orang masih menggunakan password yang sama untuk beberapa akun berbeda atau memilih kombinasi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir atau "123456". Kebiasaan ini sangat berisiko karena jika satu akun berhasil diretas, maka akun lainnya pun ikut terancam. Password yang kuat idealnya terdiri dari kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol, serta memiliki panjang minimal 12 karakter.

Namun, mengingat banyaknya akun digital yang kita miliki, menghafal semua password unik bisa menjadi tantangan tersendiri. Di sinilah password manager hadir sebagai solusi. Alat ini membantu menyimpan dan mengelola seluruh password secara terenkripsi, sehingga kamu hanya perlu mengingat satu password utama. Selain lebih aman, penggunaan password manager juga memudahkanmu dalam membuat password acak dan kuat untuk setiap akun baru, tanpa harus mengulang atau menyimpannya secara manual.

2. Tingkatkan Keamanan dengan Verifikasi Dua Langkah

Mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) adalah salah satu cara paling efektif untuk menambah lapisan keamanan pada akun digitalmu. Dengan 2FA, login ke sebuah akun tidak cukup hanya dengan memasukkan username dan password saja, tetapi juga memerlukan kode tambahan yang biasanya dikirim ke ponsel atau dihasilkan melalui aplikasi autentikator. Ini membuat akun tetap terlindungi meskipun seseorang berhasil mendapatkan password-mu. Banyak platform populer seperti Gmail, Facebook, Instagram, WhatsApp, dan layanan perbankan digital telah mendukung fitur ini.

Cara kerja 2FA cukup sederhana namun sangat powerful. Setelah kamu memasukkan password seperti biasa, sistem akan meminta verifikasi tambahan—bisa berupa kode OTP yang dikirim lewat SMS, notifikasi push, atau kode dari aplikasi seperti Google Authenticator atau Authy. Kode ini bersifat sementara dan hanya berlaku dalam hitungan detik hingga menit. Dengan begitu, meskipun password kamu diketahui oleh orang lain, akun tetap aman selama mereka tidak memiliki akses ke perangkat verifikasi tambahan milikmu.

3. Waspadai Link dan Lampiran yang Mencurigakan

Salah satu metode paling umum yang digunakan pelaku kejahatan siber untuk mencuri data pribadi adalah melalui serangan phishing, yaitu dengan mengirimkan email atau pesan yang tampak resmi namun sebenarnya palsu. Ciri-ciri pesan phishing biasanya mencakup alamat pengirim yang aneh, permintaan informasi sensitif secara mendesak, serta adanya link atau lampiran yang mencurigakan. Misalnya, email yang mengatasnamakan bank dan meminta kamu untuk “segera login” lewat tautan yang sebenarnya adalah jebakan. Untuk memverifikasi keaslian pesan seperti ini, periksa alamat email pengirim secara detail, jangan klik tautan langsung, dan bandingkan informasi tersebut dengan sumber resmi seperti website perusahaan atau layanan pelanggan.

Agar lebih aman, biasakan untuk tidak langsung membuka lampiran atau mengklik link dari email yang tidak dikenal. Jika kamu merasa ragu, lebih baik buka situs terkait secara manual melalui browser ketimbang mengandalkan link dalam email. Gunakan juga fitur pratinjau tautan (hover link) untuk melihat ke mana link tersebut sebenarnya mengarah. Hindari juga membuka lampiran berekstensi .exe, .scr, atau .zip dari sumber yang tidak kamu kenal. Dengan tetap waspada dan hati-hati dalam membuka email serta tautan digital, kamu bisa menghindari banyak risiko pencurian data pribadi.

4. Hindari Oversharing di Media Sosial

Media sosial memang jadi tempat yang menyenangkan untuk berbagi cerita dan terhubung dengan orang lain, tapi di balik itu ada risiko besar jika kita terlalu banyak membagikan informasi pribadi. Tanpa disadari, banyak orang mengunggah data sensitif seperti tanggal lahir, nama anggota keluarga, lokasi rumah, nama sekolah anak, hingga rencana bepergian. Informasi ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk mencuri identitas, meretas akun, atau bahkan merancang penipuan yang tampak sangat meyakinkan karena mereka tahu detail kehidupan kita.

Untuk mengurangi risiko tersebut, penting untuk mengatur privasi akun media sosial secara bijak. Pastikan hanya orang-orang terpercaya yang bisa melihat unggahanmu, hindari mengaktifkan fitur lokasi otomatis, dan jangan sembarangan menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal. Selain itu, rutinlah melakukan audit pada akunmu—cek kembali postingan lama dan hapus konten yang terlalu membuka informasi pribadi. Dengan menjaga batasan dalam berbagi, kamu tetap bisa aktif di media sosial tanpa mengorbankan keamanan data pribadi.

5. Pastikan HP Selalu Menggunakan Versi Software Terbaru

Melakukan update atau pembaruan sistem dan aplikasi secara berkala sering dianggap sepele, padahal ini adalah salah satu kunci utama dalam menjaga keamanan data pribadi. Setiap update biasanya membawa perbaikan terhadap celah keamanan (vulnerability) yang telah ditemukan oleh pengembang. Jika perangkat atau aplikasi tidak diperbarui, maka celah tersebut tetap terbuka dan bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk masuk ke sistem tanpa izin. Update juga sering kali menyertakan peningkatan proteksi terhadap ancaman baru seperti malware dan ransomware.

Menggunakan aplikasi versi lama sangat berisiko karena sistem keamanannya sudah tidak lagi memadai untuk menghadapi metode serangan terbaru. Celah keamanan di versi lama biasanya sudah diketahui secara luas, termasuk oleh para peretas. Hal ini membuat pengguna yang belum melakukan update menjadi target empuk. Selain itu, aplikasi yang usang juga bisa menyebabkan ketidakstabilan sistem, crash, atau kehilangan data penting. Maka dari itu, pastikan perangkat dan semua aplikasi yang kamu gunakan—terutama yang terhubung dengan akun dan informasi pribadi—selalu dalam versi terbaru untuk memberikan perlindungan maksimal.

Tips Jaga Keamanan Jaringan Internet

Selain menjaga perilaku digital sehari-hari, penting juga untuk memperhatikan keamanan jaringan internet yang kamu gunakan. Salah satu momen paling rentan terjadi pencurian data adalah saat terhubung ke WiFi publik—seperti di kafe, bandara, atau pusat perbelanjaan. Jaringan ini biasanya tidak terenkripsi dengan baik, sehingga data yang kamu kirim dan terima bisa dengan mudah disadap oleh pihak ketiga. Untuk menghindari hal ini, gunakan layanan VPN (Virtual Private Network) saat mengakses internet di jaringan publik. VPN akan mengenkripsi koneksi internetmu, sehingga aktivitas onlinemu tetap aman dan tidak bisa diintip oleh siapa pun.

Selain itu, jangan abaikan keamanan jaringan WiFi di rumah. Banyak orang lupa mengganti password router dari setelan awal pabrik, padahal ini bisa menjadi pintu masuk bagi peretas untuk mengakses semua perangkat yang terhubung. Gantilah password router secara berkala dengan kombinasi yang kuat, dan matikan fitur remote access jika tidak digunakan. Pastikan juga firmware router selalu diperbarui untuk menutup celah keamanan yang mungkin ada. Dengan jaringan yang aman, kamu sudah menutup satu lagi celah penting yang bisa dimanfaatkan untuk mencuri data pribadi.

Baca juga: Lindungi Data Pribadi dengan Pemantauan Risiko Secara Real-Time

Kesimpulan

Menjaga data pribadi di era digital bukanlah tugas yang rumit, namun memerlukan kesadaran dan konsistensi dalam menerapkan kebiasaan yang tepat. Lima kebiasaan yang telah dibahas—menggunakan password yang kuat dan unik, mengaktifkan autentikasi dua faktor, mewaspadai link dan lampiran mencurigakan, membatasi informasi pribadi di media sosial, serta rutin memperbarui perangkat dan aplikasi—adalah langkah-langkah sederhana namun sangat efektif untuk memperkuat perlindungan data pribadi. Jangan menunggu sampai menjadi korban untuk mulai bertindak; semakin cepat kamu menerapkan kebiasaan ini, semakin kecil pula risikonya. Ingat, keamanan data pribadi bukan hanya tanggung jawab perusahaan atau penyedia layanan digital, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai pengguna yang aktif di dunia maya.