Human Risk Management Institute

Data Bocor ke Pinjol Ilegal? Ini Cara Menghindarinya

Written by Nur Rachmi Latifa | 09 Jul 2025

Belakangan ini, kasus data bocor yang disalahgunakan oleh pinjol ilegal semakin marak dan meresahkan masyarakat Indonesia. Banyak orang tiba-tiba menerima ancaman penagihan atau diteror meskipun tidak pernah mengajukan pinjaman, yang menunjukkan bahwa data pribadi mereka telah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Fenomena ini memperlihatkan betapa seriusnya ancaman pinjol ilegal terhadap privasi dan keamanan individu. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk memahami cara mencegah kebocoran data agar tidak menjadi korban berikutnya dari praktik pinjaman ilegal yang semakin canggih dan agresif.

Bahaya Pinjol Ilegal: Kenapa Harus Diwaspadai?

Pinjol ilegal berbeda jauh dari pinjol resmi OJK yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pinjol resmi hanya diperbolehkan mengakses data tertentu dari pengguna, seperti kamera, mikrofon, dan lokasi sesuai regulasi. Sebaliknya, pinjol ilegal kerap meminta akses penuh ke kontak, galeri, bahkan data pribadi lainnya tanpa kontrol, sehingga membuka celah besar terhadap penyalahgunaan.

Salah satu modus umum penyalahgunaan data oleh pinjol ilegal adalah menggunakan informasi kontak untuk menekan atau mempermalukan peminjam, bahkan jika orang tersebut tidak pernah meminjam. Foto pribadi bisa diedit untuk ancaman dan pesan intimidasi dikirim ke semua kontak yang ada di ponsel. Kondisi ini tidak hanya merugikan secara psikologis, tetapi juga menciptakan ketakutan sosial yang luas.

OJK sebagai otoritas berperan penting dalam mengatur dan menertibkan industri pinjaman online melalui sertifikasi dan pengawasan. Masyarakat dihimbau hanya menggunakan pinjol resmi OJK agar terhindar dari risiko penyalahgunaan data. Untuk itu, penting bagi kita memahami strategi efektif menghindari kebocoran data ke pinjol ilegal, yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Baca juga: 8 Modus Penipuan Online yang Lagi Marak di 2025 – Waspada!

1.  Jangan Mengunduh Aplikasi Pinjol Ilegal

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk melindungi diri dari penyalahgunaan data adalah tidak mengunduh aplikasi pinjol ilegal. Ciri-ciri pinjol ilegal umumnya mudah dikenali, seperti tidak terdaftar di situs resmi OJK, tidak memiliki layanan konsumen yang jelas, serta sering menawarkan pinjaman cepat tanpa syarat dengan bunga yang tidak masuk akal. Aplikasi semacam ini biasanya tersebar melalui tautan tidak resmi, SMS massal, atau iklan yang menyesatkan di media sosial.

Bahaya utama dari aplikasi pinjol ilegal adalah kemampuannya mengakses data pribadi tanpa izin yang sah. Setelah terpasang di ponsel, aplikasi ini bisa mengambil data seperti daftar kontak, foto, hingga isi pesan tanpa sepengetahuan pengguna. Data ini kemudian digunakan untuk mengintimidasi atau mempermalukan korban jika terjadi keterlambatan pembayaran, bahkan terhadap orang yang tidak pernah meminjam sekalipun. Itulah sebabnya penting untuk bijak dalam memilih aplikasi keuangan dan memastikan legalitasnya sebelum mengunduh.

2. Cek dan Atur Izin Akses Aplikasi

Setelah menginstal aplikasi apa pun di ponsel, penting untuk langsung memeriksa dan mengatur izin akses yang diminta. Banyak pengguna tidak sadar bahwa beberapa aplikasi, termasuk yang tampaknya tidak berbahaya, bisa meminta akses ke kontak, galeri foto, hingga lokasi tanpa alasan yang jelas. Jika dibiarkan, akses ini bisa menjadi celah serius bagi penyalahgunaan data pribadi, terutama jika aplikasi tersebut ternyata berasal dari sumber yang tidak resmi atau tidak terpercaya.

Untuk mencegah hal ini, Anda bisa menonaktifkan izin akses dengan mudah melalui pengaturan ponsel. Caranya, buka menu “Settings” atau “Pengaturan,” lalu masuk ke bagian “Aplikasi” atau “Manajemen Aplikasi.” Pilih aplikasi yang baru diunduh, lalu periksa bagian “Izin” atau “Permissions.” Dari sana, nonaktifkan akses yang tidak relevan, seperti izin ke kontak, mikrofon, atau kamera jika tidak diperlukan. Langkah sederhana ini bisa menjadi penghalang awal agar data pribadi Anda tidak jatuh ke tangan yang salah.

3. Gunakan Aplikasi Pengaman Data di Ponsel

Menggunakan aplikasi pengaman data di ponsel bisa menjadi lapisan perlindungan tambahan yang sangat efektif, terutama di tengah maraknya pencurian data oleh aplikasi tidak resmi. Selain Norton Mobile Security dan Avast Mobile Security, Anda juga bisa mempertimbangkan aplikasi seperti Bitdefender Mobile Security, Kaspersky Mobile, atau McAfee Mobile Security. Aplikasi-aplikasi ini tidak hanya melindungi dari virus dan malware, tetapi juga membantu mengawasi aktivitas aplikasi yang berjalan di latar belakang.

Salah satu fitur penting dari aplikasi pengaman ini adalah kemampuannya memberikan notifikasi jika ada aktivitas mencurigakan, seperti aplikasi yang tiba-tiba mengakses kontak, kamera, atau lokasi tanpa alasan yang jelas. Beberapa aplikasi juga bisa mendeteksi jika ada upaya mengirim data ke server asing atau perilaku mirip spyware. Dengan adanya notifikasi dini seperti ini, Anda bisa segera mengambil tindakan seperti mencabut izin akses atau menghapus aplikasi berbahaya — sebelum data pribadi Anda benar-benar disalahgunakan.

4. Hindari Tautan Mencurigakan

Salah satu cara yang sering digunakan pinjol ilegal untuk mencuri informasi adalah dengan menyebarkan tautan mencurigakan melalui SMS, WhatsApp, atau media sosial. Modus ini dikenal sebagai phishing, di mana pesan dibuat seolah-olah berasal dari lembaga resmi atau menawarkan keuntungan instan, seperti “Tagihan Anda belum dibayar” atau “Klik untuk dapat pinjaman tanpa syarat.” Ketika tautan diklik, pengguna bisa diarahkan ke situs palsu yang meminta data pribadi, atau bahkan langsung mengunduh aplikasi pinjol berbahaya tanpa disadari. Dari sinilah banyak kasus data bocor terjadi, karena pengguna tidak sadar telah memberikan akses ke perangkat mereka.

Agar tidak menjadi korban, penting mengenali ciri-ciri tautan berbahaya yang sering dimanfaatkan oleh pinjol ilegal. Tautan ini biasanya menggunakan domain mencurigakan, seperti akhiran yang tidak umum atau menyerupai nama lembaga resmi secara keliru—contohnya “ojk-indonesia.online” yang meniru situs resmi OJK. Selalu periksa apakah URL menggunakan protokol aman (https) dan jangan pernah klik tautan dari nomor asing atau tidak dikenal. Jika menerima pesan seperti ini, abaikan dan segera hapus agar Anda tidak terjebak dalam skema phishing yang bisa menyebabkan data bocor ke aplikasi pinjol ilegal.

5. Aktifkan Verifikasi Dua Langkah di WhatsApp

Verifikasi dua langkah di WhatsApp adalah fitur keamanan penting yang bisa mencegah data bocor akibat pembajakan akun. Fitur ini sangat relevan, terutama karena pinjol ilegal sering menyalahgunakan akun WhatsApp untuk mengintimidasi korban atau menyebarkan informasi palsu setelah berhasil mengambil alih akun. Dengan mengaktifkan verifikasi dua langkah, setiap kali akun WhatsApp didaftarkan ulang—misalnya saat mengganti perangkat—pengguna wajib memasukkan PIN enam digit yang sebelumnya sudah dibuat. Ini menjadi lapisan perlindungan tambahan agar akun tidak mudah diretas, meskipun kode OTP berhasil dicuri melalui trik tertentu yang biasa digunakan oleh pelaku aplikasi pinjol ilegal.

Cara mengaktifkannya juga tidak sulit. Buka aplikasi WhatsApp, lalu masuk ke menu “Pengaturan,” pilih “Privasi,” kemudian aktifkan “Verifikasi dua langkah.” Anda akan diminta membuat PIN dan memasukkan email sebagai opsi pemulihan. Setelah aktif, WhatsApp akan meminta PIN ini secara berkala sebagai bentuk autentikasi tambahan. Dengan langkah sederhana ini, Anda sudah memperkuat perlindungan terhadap data pribadi dan mengurangi risiko disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab seperti pinjol ilegal atau aplikasi pinjol yang berbahaya.

6. Backup Kontak dan Data ke Cloud

Melakukan backup kontak dan data ke cloud secara berkala adalah langkah penting untuk mencegah risiko data bocor, terutama di tengah maraknya penyalahgunaan oleh pinjol ilegal. Dengan melakukan pencadangan, Anda dapat menghapus aplikasi pinjol yang mencurigakan tanpa rasa khawatir kehilangan data penting. Hal ini sangat berguna jika suatu saat Anda harus mereset perangkat akibat infeksi dari aplikasi berbahaya, termasuk pinjol ilegal yang diam-diam mengakses data tanpa izin. Backup menjadi bentuk perlindungan awal agar data tetap aman meskipun perangkat mengalami gangguan.

Beberapa layanan cloud yang bisa Anda andalkan antara lain Google Drive untuk pengguna Android, iCloud untuk pengguna iPhone, serta alternatif seperti Dropbox dan OneDrive. Semua platform ini memungkinkan sinkronisasi otomatis, sehingga backup bisa berjalan secara rutin tanpa perlu campur tangan manual. Dengan menyimpan data di cloud, Anda memperkecil peluang data bocor akibat kehilangan ponsel, kerusakan sistem, atau penyalahgunaan oleh aplikasi pinjol yang tidak sah. Langkah sederhana ini bisa jadi benteng kuat dalam menjaga privasi digital Anda.

7. Hapus Aplikasi yang Jarang Digunakan

Menghapus aplikasi pinjol atau aplikasi lain yang jarang digunakan bukan hanya soal menghemat ruang penyimpanan, tapi juga penting untuk mencegah data bocor dan menjaga keamanan perangkat. Setiap aplikasi yang terpasang di ponsel, termasuk pinjol ilegal yang mungkin tidak Anda sadari pernah diunduh, tetap berpotensi mengakses data pribadi seperti kontak, lokasi, dan media. Lebih berbahaya lagi, beberapa aplikasi lawas sering kali tidak mendapatkan pembaruan keamanan, sehingga bisa menjadi celah bagi pihak tak bertanggung jawab menyusup dan mengeksploitasi data tanpa izin.

Untuk meminimalkan risiko data bocor akibat aplikasi pinjol mencurigakan atau aplikasi lain yang tidak terpakai, lakukan audit aplikasi secara berkala—idealnya setiap dua atau tiga bulan. Masuk ke menu “Pengaturan,” lalu pilih “Manajemen Aplikasi” atau “Aplikasi Terinstal,” dan periksa semua aplikasi yang jarang Anda gunakan. Cek izin akses masing-masing aplikasi, dan segera hapus jika tidak diperlukan lagi. Dengan cara ini, Anda bisa menjaga ponsel tetap aman dari ancaman pinjol ilegal dan mengurangi kemungkinan kebocoran data yang merugikan.

8. Laporkan ke OJK Jika Data Dicuri

Jika Anda merasa menjadi korban data bocor akibat aplikasi pinjol yang mencurigakan, segera ambil langkah dengan melaporkannya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK menyediakan saluran pengaduan melalui telepon di nomor 157 atau WhatsApp resmi di 081157157157. Laporan ini penting agar otoritas bisa menelusuri apakah aplikasi tersebut termasuk dalam daftar pinjol ilegal, sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada korban yang datanya disalahgunakan tanpa persetujuan.

Setelah menerima laporan, OJK biasanya akan melakukan verifikasi awal, kemudian meneruskan kasus tersebut ke satuan tugas waspada investasi jika ditemukan unsur pinjol ilegal. Dalam beberapa kasus, aplikasi pinjol yang terbukti mencuri data pengguna akan diblokir dan ditindak secara hukum bekerja sama dengan instansi terkait. Oleh karena itu, melaporkan kasus data bocor bukan hanya melindungi diri Anda, tapi juga membantu masyarakat luas agar tidak menjadi korban selanjutnya.

Tips Tambahan untuk Menjaga Privasi Digital Anda

Selain menjaga keamanan ponsel dan aplikasi, Anda juga perlu memperkuat perlindungan privasi saat berselancar di internet. Salah satu cara paling efektif adalah dengan menggunakan VPN (Virtual Private Network). VPN akan mengenkripsi lalu lintas data Anda, sehingga aktivitas online menjadi lebih aman dan tidak mudah dilacak oleh pihak ketiga—termasuk pelaku kejahatan digital yang kerap mencari celah untuk mencuri data pribadi melalui koneksi publik atau tidak terenkripsi.

Hindari juga kebiasaan sembrono dalam mengisi formulir online, terutama di situs yang tidak jelas reputasinya. Jangan sembarangan memberikan informasi seperti NIK, nomor HP, atau alamat email di situs yang tidak memiliki protokol keamanan (https) atau tampak mencurigakan. Banyak situs semacam ini sengaja dibuat oleh oknum yang ingin mengumpulkan data pengguna untuk dijual atau disalahgunakan, termasuk ke jaringan pinjol ilegal yang mencari target baru.

Tak kalah penting, tetap waspada terhadap penawaran pinjaman cepat atau instan yang sering muncul di media sosial. Banyak dari iklan ini berasal dari aplikasi pinjol yang tidak terdaftar dan hanya bertujuan menjebak pengguna agar memberikan data pribadi mereka. Jika terdorong oleh iming-iming pinjaman mudah, Anda bisa saja menjadi korban data bocor dan menghadapi intimidasi seperti yang dialami banyak korban pinjol ilegal. Jadi, selalu periksa legalitas layanan sebelum memberikan data apa pun secara online.

Baca juga: 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Data Pribadimu Lebih Aman

Kesimpulan

Data bocor bukan sekadar gangguan kecil, tetapi bisa berdampak serius pada privasi, keamanan, bahkan ketenangan hidup Anda, apalagi jika jatuh ke tangan pinjol ilegal yang tak segan menyalahgunakannya. Karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih bijak dalam mengelola keamanan ponsel dan tidak sembarangan mengunduh aplikasi pinjol yang tidak jelas asal-usulnya. Jika Anda merasa informasi ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya kepada teman dan keluarga agar semakin banyak orang yang terlindungi dari ancaman digital yang merugikan.