<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=2253229985023706&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">

back to blog

Dark Web dan Risiko Keamanan Data: Mengapa Perusahaan Harus Waspada?

Read Time 4 mins | Written by: Hastin Lia

Dark Web

Semakin banyak data perusahaan yang disimpan dan dipertukarkan melalui jaringan internet. Namun, dunia maya menyimpan sisi gelapnya sendiri, yakni Dark Web, yang sering kali digunakan oleh aktor jahat untuk bertransaksi data curian dan melakukan aktivitas ilegal. Dark Web adalah tempat bagi penjahat siber untuk menjual data pribadi, rahasia perusahaan, dan informasi sensitif lainnya, yang dapat membahayakan perusahaan dan pelanggannya. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami Dark Web dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi data mereka.

Baca juga: Ancaman Dark Web untuk Bisnis: Langkah-Langkah Menghindarinya

Apa Itu Dark Web?

Dark Web adalah bagian dari internet yang tidak dapat diakses melalui mesin pencari biasa seperti Google atau Bing. Dark Web adalah bagian tersembunyi dari Deep Web, yang juga mencakup data yang tidak dapat diindeks seperti catatan medis, arsip perpustakaan, dan database pemerintah. Namun, Dark Web hanya dapat diakses melalui perangkat khusus seperti Tor (The Onion Router) dan berfungsi sebagai tempat untuk aktivitas yang sering kali ilegal, termasuk perdagangan narkoba, senjata, dan data curian.

Dalam Dark Web, informasi dijaga kerahasiaannya dengan teknik enkripsi dan anonimitas, membuatnya sulit untuk dilacak oleh pihak berwenang. Untuk perusahaan, ini berarti data yang bocor atau dicuri dapat dengan mudah diperjualbelikan di Dark Web, berpotensi mengancam privasi dan keamanan perusahaan.

Bagaimana Data Perusahaan Bisa Berakhir di Dark Web?

Data perusahaan dapat berakhir di Dark Web melalui berbagai cara, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Salah satu metode utama adalah serangan siber seperti phishing, di mana karyawan yang tidak waspada dapat memberikan informasi penting atau login ke sistem internal perusahaan. Malware dan ransomware juga umum digunakan untuk mencuri data secara langsung dari perangkat perusahaan atau mengenkripsi data dan meminta tebusan.

Phishing misalnya, adalah teknik dimana pelaku berpura-pura sebagai entitas tepercaya dan menipu karyawan untuk membuka tautan atau lampiran yang terinfeksi. Begitu malware ini di instal, ia dapat mengumpulkan informasi penting dan mengirimkannya kembali ke penjahat siber. Setelah diperoleh, data-data tersebut kemudian diperjualbelikan di Dark Web, di mana berbagai pihak mungkin berminat untuk memilikinya, termasuk pesaing bisnis atau pihak yang ingin merusak reputasi perusahaan.

Jenis Data yang Rentan Dijual di Dark Web

Dark Web adalah pasar terbuka untuk berbagai jenis data perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis data yang rentan dan sering dijual di Dark Web:

  • Data Karyawan: Informasi pribadi karyawan seperti nomor identitas, alamat, dan akses login perusahaan bisa sangat berharga. Jika penjahat mendapatkan akses ke sistem perusahaan melalui login karyawan, mereka bisa mencuri lebih banyak data.
  • Data Pelanggan: Informasi pelanggan, seperti nomor telepon, alamat, dan informasi keuangan, dapat digunakan oleh pelaku untuk penipuan atau pencurian identitas.
  • Informasi Rahasia Perusahaan: Termasuk di dalamnya proyek baru, strategi bisnis, atau informasi kontrak yang berharga bagi pesaing. Kebocoran informasi semacam ini bisa berdampak pada keunggulan kompetitif perusahaan.

Risiko dari data yang diperjualbelikan ini sangatlah tinggi, sebab akses terhadap informasi rahasia bisa digunakan untuk merugikan perusahaan secara finansial atau reputasi.

Dampak Potensial Jika Data Perusahaan Bocor ke Dark Web

Jika data perusahaan bocor ke Dark Web, dampaknya bisa sangat luas dan berbahaya:

  • Dampak Reputasi: Kebocoran data dapat menurunkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, yang berujung pada hilangnya pelanggan dan kerugian finansial jangka panjang.
  • Kerugian Finansial: Pemulihan setelah kebocoran data memerlukan biaya besar, mulai dari perbaikan sistem, layanan keamanan, hingga kompensasi bagi pelanggan yang terdampak.
  • Risiko Hukum: Berbagai regulasi seperti UU PDP (Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi) mewajibkan perusahaan untuk menjaga keamanan data pelanggan. Kegagalan melindungi data bisa mengakibatkan denda besar.
  • Ancaman Kepercayaan: Kebocoran data dapat membuat pelanggan ragu-ragu menggunakan layanan perusahaan. Dalam beberapa kasus, perusahaan bahkan dapat kehilangan kemitraan atau kontrak besar.

Setiap dampak ini berpotensi melumpuhkan operasional dan stabilitas perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mencegah agar data mereka tidak jatuh ke tangan yang salah.

Langkah Pencegahan untuk Mengurangi Risiko Dark Web

Untuk melindungi diri dari ancaman Dark Web, perusahaan dapat mengambil beberapa langkah pencegahan:

  • Edukasi Karyawan: Pastikan karyawan memahami praktik-praktik keamanan siber dasar, seperti mengenali email phishing dan pentingnya menjaga kata sandi yang kuat.
  • Autentikasi Ganda: Gunakan autentikasi dua faktor (2FA) untuk menambahkan lapisan keamanan ekstra saat karyawan mengakses data penting.
  • Pemantauan Dark Web: Beberapa perusahaan keamanan siber menawarkan layanan pemantauan Dark Web untuk mencari data yang mungkin bocor. Dengan cara ini, perusahaan dapat lebih cepat merespons jika data mereka ditemukan di Dark Web.
  • Kebijakan Keamanan Data: Perusahaan perlu menetapkan kebijakan keamanan data yang ketat, seperti aturan tentang siapa yang dapat mengakses data tertentu dan bagaimana data disimpan dengan aman.

Langkah-langkah ini dapat membantu perusahaan memperkecil kemungkinan data mereka ditemukan di Dark Web dan mengurangi risiko kerugian akibat serangan siber.

Mengapa Penting Bagi Perusahaan untuk Selalu Waspada?

Di dunia siber yang terus berkembang, ancaman keamanan terus meningkat dan metode baru untuk mencuri data terus bermunculan. Menjaga keamanan data bukan hanya untuk melindungi perusahaan secara finansial tetapi juga untuk mempertahankan reputasi dan kepercayaan dari pelanggan. Dengan investasi yang tepat dalam keamanan data dan pemantauan Dark Web, perusahaan dapat menghindari dampak negatif dari kebocoran data.

Berbagai perusahaan keamanan siber kini menawarkan layanan pemantauan Dark Web dan perangkat deteksi dini, yang bisa menjadi investasi penting bagi perusahaan yang ingin melindungi data mereka. Mengabaikan keamanan data sama saja dengan memberikan kesempatan bagi penjahat siber untuk mengeksploitasi kelemahan dan mengakses informasi penting.

Baca juga: Bahaya Dark Web: Setiap Bisnis Harus Peduli Terhadap Ancaman Ini?

Kesimpulan

Menghadapi ancaman Dark Web memerlukan pendekatan yang proaktif. Dark Web dapat menjadi ancaman nyata bagi keamanan data perusahaan, dan risiko dari kebocoran data sangat serius. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat, melibatkan karyawan dalam pelatihan keamanan siber, serta memantau aktivitas di Dark Web.

Kesadaran akan ancaman ini serta tindakan pencegahan yang tepat dapat mengurangi risiko kebocoran data dan memastikan bahwa perusahaan tetap terlindungi di era digital yang semakin rentan.

Satu Solusi Kelola Keamanan Siber Karyawan Secara Simple & Otomatis

Hastin Lia

Passionate di dunia IT, sering berbagi tentang teknologi, keamanan data, dan solusi digital.