<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=2253229985023706&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">

back to blog

Strategi Darurat Menghadapi Serangan Siber di Perusahaan

Read Time 5 mins | Written by: Hastin Lia

Serangan Siber

Mengapa Strategi Darurat Penting untuk Serangan Siber?

Seiring perkembangan teknologi, perusahaan dihadapkan pada ancaman siber yang kian meningkat. Ransomware, phishing, dan serangan lainnya tidak hanya merusak sistem tetapi juga mengancam data sensitif, keuangan, serta reputasi perusahaan. Dampaknya bisa sangat serius, mulai dari kerugian finansial, ketidakpercayaan pelanggan, hingga berpotensi membahayakan keberlangsungan bisnis. Di sinilah pentingnya memiliki strategi darurat menghadapi serangan siber; sebuah rencana tanggap yang terstruktur dapat membantu perusahaan mengidentifikasi, menahan, dan mengatasi serangan dengan lebih cepat, mengurangi kerugian yang ditimbulkan.

Baca juga: Mengapa Otomasi Pemantauan Kebocoran Data Penting bagi Keamanan?

Apa Itu Strategi Tanggap Darurat Siber?

Strategi tanggap darurat siber adalah rencana yang dirancang untuk merespons ancaman siber dengan efektif. Rencana ini mencakup prosedur mendeteksi serangan, memitigasi dampaknya, mengembalikan data yang terdampak, serta menganalisis penyebab utama serangan. Pada dasarnya, ini adalah landasan yang membantu perusahaan menghadapi insiden siber dengan percaya diri dan meminimalkan potensi kerugian.

Membentuk Tim Tanggap Darurat Siber (Cyber Incident Response Team)

Langkah pertama dalam mengimplementasikan strategi darurat menghadapi serangan siber adalah membentuk Tim Tanggap Darurat Siber atau Cyber Incident Response Team (CIRT). Tim ini berfungsi sebagai “pasukan khusus” dalam menghadapi insiden siber yang tidak terduga. Berikut ini beberapa peran utama dalam CIRT yang sebaiknya Anda miliki:

  1. Manajer Respon Insiden: Bertanggung jawab untuk mengelola seluruh tanggapan dan memastikan semua anggota tim berkoordinasi dengan baik.
  2. Ahli Keamanan IT: Melakukan tindakan teknis untuk mengidentifikasi dan menahan serangan.
  3. Legal Counsel: Memberikan nasihat hukum terkait kepatuhan dan potensi pelaporan insiden.
  4. Tim Komunikasi: Mengelola komunikasi dengan karyawan, pelanggan, dan media jika diperlukan.
  5. Pengujian Berkala: Melakukan simulasi dan pelatihan rutin untuk memastikan kesiapan tim.

Penilaian Risiko dan Identifikasi Ancaman Siber dalam Perusahaan

Penilaian risiko adalah langkah awal dalam memahami kerentanan yang dimiliki oleh perusahaan terhadap ancaman siber. Setiap perusahaan memiliki profil risiko yang berbeda, tergantung pada industri, teknologi yang digunakan, dan volume data sensitif yang dikelola. Penilaian ini mencakup:

  • Pemetaan Aset dan Kerentanan: Mengidentifikasi data penting dan sistem yang rentan terhadap serangan.
  • Evaluasi Ancaman yang Relevan: Memahami jenis serangan yang paling mungkin terjadi (misalnya, phishing di sektor keuangan).
  • Penilaian Risiko Pihak Ketiga: Mengidentifikasi potensi risiko yang datang dari pihak ketiga, seperti vendor atau mitra.

Hasil penilaian risiko ini menjadi dasar untuk membangun rencana tanggap yang lebih akurat dan spesifik sesuai kebutuhan perusahaan.

Pengembangan Rencana Respon Insiden (Incident Response Plan)

Setelah membentuk tim dan melakukan penilaian risiko, tahap selanjutnya adalah menyusun Rencana Respon Insiden yang mencakup prosedur terperinci saat terjadi serangan. Komponen kunci dari rencana ini meliputi:

  1. Deteksi Dini: Langkah-langkah untuk mendeteksi serangan secara cepat melalui sistem monitoring.
  2. Kontenmen: Cara-cara menahan serangan agar tidak menyebar, seperti pemutusan jaringan atau isolasi perangkat.
  3. Eradikasi: Menghapus sumber serangan dari sistem tanpa merusak data lainnya.
  4. Pemulihan: Mengembalikan sistem ke kondisi normal dan memastikan tidak ada kerusakan lanjutan.
  5. Dokumentasi Insiden: Mengumpulkan semua informasi terkait serangan untuk kepentingan hukum atau analisis mendalam.

Rencana ini harus didokumentasikan dengan baik dan diakses oleh tim CIRT serta pemangku kepentingan yang relevan.

Langkah-Langkah Mitigasi Awal Saat Serangan Siber Terjadi

Pada saat serangan siber terjadi, langkah awal yang cepat dan efektif sangat penting. Beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan segera setelah serangan terdeteksi adalah:

  1. Isolasi Sistem yang Terkena Serangan: Memutuskan akses jaringan dari perangkat yang terindikasi disusupi agar serangan tidak menyebar.
  2. Aktifkan Protokol Darurat: Mobilisasi Tim Tanggap Darurat Siber sesuai dengan rencana yang telah disusun.
  3. Dokumentasi Insiden: Mulai mencatat semua detail yang terkait dengan serangan, seperti waktu, sumber, dan efek awal.
  4. Komunikasi Internal: Menginformasikan kepada karyawan tentang situasi yang terjadi agar mereka tetap waspada dan mematuhi protokol keamanan.

Proses dokumentasi sangat penting dalam langkah ini karena setiap detail dapat digunakan untuk melakukan analisis lebih lanjut dan menghindari kejadian serupa di masa depan.

Memonitor dan Menganalisis Serangan untuk Pencegahan di Masa Depan

Setelah serangan berhasil diredam, tahap berikutnya adalah menganalisis serangan untuk memahami bagaimana pelanggaran tersebut terjadi. Berikut beberapa langkah dalam fase analisis ini:

  • Forensik Digital: Menganalisis rekam jejak digital untuk mengetahui teknik serangan dan asal-usul pelaku.
  • Mendapatkan Insight dari Insiden: Mengidentifikasi kelemahan keamanan yang digunakan dalam serangan.
  • Pembaruan Kebijakan dan Sistem Keamanan: Berdasarkan hasil analisis, perusahaan dapat memperbarui kebijakan dan menambahkan lapisan keamanan tambahan untuk mencegah serangan serupa.

Forensik dan pembaruan kebijakan merupakan kunci utama untuk memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan dapat ditingkatkan secara berkala.

Pentingnya Pelatihan Security Awareness bagi Karyawan

Karyawan adalah garis depan dalam menjaga keamanan siber. Mengajarkan mereka untuk waspada terhadap ancaman siber adalah investasi yang signifikan dalam strategi tanggap darurat. Beberapa metode pelatihan yang efektif meliputi:

  • Simulasi Phishing: Melatih karyawan untuk mengenali email yang mencurigakan dan tidak mengklik link berbahaya.
  • Pelatihan Berbasis Peran: Memberikan pelatihan khusus untuk setiap departemen, karena ancaman yang dihadapi tiap peran bisa berbeda.
  • Budaya Keamanan Siber: Membudayakan keamanan siber sebagai bagian dari nilai inti perusahaan sehingga semua orang merasa bertanggung jawab.

Pelatihan ini tidak hanya mengurangi risiko serangan, tetapi juga membantu menciptakan budaya keamanan di lingkungan kerja.

Menggunakan Teknologi Pendukung dalam Strategi Tanggap Darurat Siber

Selain melatih karyawan, teknologi pendukung memiliki peran penting dalam menjaga keamanan siber. Beberapa solusi teknologi yang dapat digunakan antara lain:

  • Sistem Deteksi Ancaman: Menggunakan firewall, SIEM, dan alat deteksi intrusi untuk menemukan potensi ancaman sejak dini.
  • Otomatisasi Respon Insiden: AI dan machine learning untuk merespons ancaman secara otomatis, memitigasi serangan lebih cepat.
  • Solusi Backup dan Pemulihan Data: Penting untuk memiliki sistem backup yang memungkinkan pemulihan cepat tanpa kehilangan data penting.

Dengan teknologi pendukung, perusahaan dapat merespons serangan dengan lebih cepat dan efektif, memastikan keamanan data serta kelangsungan bisnis.

Mengukur Keberhasilan Strategi Tanggap Darurat Siber di Perusahaan Anda

Memastikan bahwa strategi tanggap darurat bekerja dengan baik memerlukan pemantauan kinerja secara berkala. Beberapa indikator kunci (KPI) yang dapat digunakan antara lain:

  • Mean Time to Detect (MTTD): Waktu rata-rata untuk mendeteksi ancaman.
  • Mean Time to Respond (MTTR): Waktu rata-rata untuk merespons serangan.
  • Tingkat Kejadian Insiden: Mengukur frekuensi kejadian serangan siber dalam periode tertentu.
  • Survei Karyawan: Mengukur persepsi dan pemahaman karyawan terhadap keamanan siber setelah pelatihan.

Dengan memantau indikator-indikator ini, perusahaan dapat terus memperbaiki efektivitas strategi darurat dan meningkatkan kesiapan dalam menghadapi ancaman.

Baca juga: Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kebocoran Data dan Cara Menghindarinya

Kesimpulan

Menghadapi serangan siber bukan hanya soal teknologi; ini adalah pendekatan holistik yang mencakup kesiapan tim, penggunaan teknologi, dan budaya keamanan. Dalam dunia yang semakin digital ini, memiliki strategi tanggap darurat adalah sebuah keharusan. Mulailah dengan membentuk tim respons, melakukan penilaian risiko, serta mengembangkan rencana yang komprehensif. Investasi dalam pelatihan karyawan dan teknologi juga sangat penting.



Satu Solusi Kelola Keamanan Siber Karyawan Secara Simple & Otomatis

Hastin Lia

Passionate di dunia IT, sering berbagi tentang teknologi, keamanan data, dan solusi digital.