<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=2253229985023706&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">

back to HRMI

Apa yang Harus Dilakukan Perusahaan Setelah Terjadi Kebocoran Data?

Read Time 5 mins | Written by: Hastin Lia

Kebocoran Data

Kebocoran data merupakan salah satu ancaman terbesar yang dapat dihadapi oleh perusahaan di era digital ini. Data yang bocor dapat mencakup informasi pribadi pelanggan, data finansial, informasi bisnis yang sensitif, hingga hak kekayaan intelektual. Ketika kebocoran data terjadi, selain menimbulkan kerugian finansial, kebocoran juga dapat merusak reputasi perusahaan dan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari pelanggan serta mitra bisnis. Oleh karena itu, penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif yang dapat timbul akibat kebocoran data.

Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang perlu diambil oleh perusahaan setelah kebocoran data terjadi, mulai dari mengidentifikasi dan mengamankan sistem, hingga langkah-langkah untuk memperbaiki kebijakan keamanan dan menjaga komunikasi yang transparan dengan pihak terkait.

Mengidentifikasi dan Memverifikasi Kebocoran Data

Langkah pertama yang harus dilakukan perusahaan setelah mengetahui adanya kebocoran data adalah melakukan identifikasi dan verifikasi apakah kebocoran tersebut benar-benar terjadi. Tim respons insiden yang sudah disiapkan sebelumnya harus segera terlibat untuk melakukan penyelidikan awal. Hal ini dilakukan untuk menilai sejauh mana kebocoran tersebut terjadi dan dampaknya pada data yang ada.

Tim ini juga harus melakukan audit terhadap sistem untuk memastikan sumber kebocoran dan mengidentifikasi celah keamanan yang memungkinkan data bocor. Pemeriksaan ini juga meliputi analisis terhadap jenis data yang terlibat dan siapa saja pihak yang terpengaruh oleh kebocoran tersebut. Misalnya, jika data pelanggan yang bocor, maka perusahaan harus segera mengidentifikasi siapa saja pelanggan yang datanya terlibat dalam insiden ini.

Pada tahap ini, perusahaan harus berhati-hati dalam menentukan sejauh mana kebocoran terjadi dan memastikan bahwa informasi yang diberikan kepada publik adalah akurat. Penanganan yang ceroboh pada tahap ini dapat memperburuk keadaan dan menambah kerugian yang sudah ada.

Baca juga: Mengurangi Risiko Kebocoran Data dengan Teknologi SiberMate

Mengamankan Sistem dan Mencegah Kerusakan Lebih Lanjut

Setelah kebocoran data terkonfirmasi, langkah selanjutnya adalah mengamankan sistem dan mencegah kebocoran lebih lanjut. Ini berarti perusahaan harus segera memutuskan akses terhadap sistem atau data yang terlibat dalam kebocoran. Tindakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada data lebih lanjut yang bocor.

Perusahaan juga harus melakukan perbaikan sistem dengan segera, termasuk mengaplikasikan patch atau pembaruan keamanan yang diperlukan. Jika kebocoran disebabkan oleh kerentanannya perangkat lunak atau sistem tertentu, langkah ini sangat penting untuk menutup celah yang ada.

Selain itu, penting untuk mengaktifkan pemantauan sistem secara lebih ketat. Perusahaan harus meningkatkan pengawasan terhadap semua sistem dan perangkat yang terlibat dalam kebocoran. Pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi ancaman lebih lanjut dan mencegah kebocoran lainnya yang mungkin terjadi.

Menilai dan Mengukur Dampak Kebocoran

Setelah sistem diamankan, perusahaan perlu menilai dampak kebocoran data yang terjadi. Penilaian ini harus mencakup beberapa aspek utama, seperti jenis data yang terlibat, kerugian finansial yang timbul, serta dampaknya terhadap reputasi perusahaan.

Pertama, perusahaan harus mengevaluasi jenis data yang bocor. Jika data pelanggan yang terlibat, perusahaan harus memahami seberapa sensitif informasi tersebut dan potensi dampaknya bagi individu yang terkena. Data pribadi yang bocor, seperti nomor kartu kredit, data kesehatan, atau informasi identitas, dapat menimbulkan kerugian finansial bagi korban dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut, seperti pencurian identitas.

Kemudian, perusahaan harus melakukan perhitungan kerugian finansial yang timbul akibat kebocoran data tersebut. Biaya yang terkait dengan kebocoran data bisa sangat tinggi, mencakup biaya pemulihan, biaya hukum, denda dari regulator, dan kerugian pendapatan akibat hilangnya kepercayaan pelanggan.

Selanjutnya, perusahaan harus menilai dampak reputasi kebocoran data. Reputasi perusahaan sangat bergantung pada kepercayaan pelanggan. Ketika pelanggan mengetahui bahwa data mereka telah bocor, mereka mungkin akan berpindah ke pesaing yang dianggap lebih aman. Oleh karena itu, perusahaan perlu merancang strategi untuk memperbaiki reputasi setelah insiden ini.

Memberitahukan Pihak yang Terlibat

Setelah kebocoran data terjadi, langkah selanjutnya adalah memberitahukan pihak-pihak yang terlibat, yaitu individu yang terkena dampak serta otoritas yang berwenang. Di Indonesia, perusahaan yang mengalami kebocoran data wajib memberikan pemberitahuan kepada pelanggan atau pengguna yang datanya terdampak, sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Pemberitahuan ini harus mencakup informasi mengenai jenis data yang bocor, potensi risikonya, serta langkah-langkah yang dapat diambil oleh korban, seperti mengganti kata sandi atau memantau aktivitas keuangan mereka.

Selain itu, perusahaan juga wajib melaporkan kebocoran kepada Komisi Perlindungan Data Pribadi (KPDP) jika data sensitif terlibat, dalam waktu 72 jam setelah kejadian terdeteksi. Pelaporan ini harus mencakup rincian insiden, upaya pemulihan yang sudah dilakukan, dan langkah-langkah untuk mengurangi dampak lebih lanjut.

Jika kebocoran data terjadi akibat tindakan kriminal, perusahaan harus segera melapor kepada Polisi Republik Indonesia (Polri) atau Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk membantu proses investigasi dan penindakan lebih lanjut.

Mengambil Tindakan Hukum dan Kepatuhan

Setelah kebocoran data teridentifikasi dan diberitahukan kepada pihak terkait, perusahaan perlu berkonsultasi dengan penasihat hukum untuk memahami hak-hak dan kewajiban hukum yang timbul akibat kebocoran ini. Penasihat hukum akan membantu perusahaan dalam menavigasi proses hukum yang mungkin timbul, seperti tuntutan dari pihak yang dirugikan atau tindakan dari regulator yang berwenang.

Perusahaan juga perlu menyusun laporan resmi tentang kebocoran data tersebut. Laporan ini akan mencakup informasi mengenai kejadian yang terjadi, jenis data yang bocor, langkah-langkah yang telah diambil untuk menangani kebocoran, dan upaya untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Laporan ini juga mungkin diperlukan oleh regulator atau pihak ketiga yang menyelidiki kebocoran data tersebut.

Selain itu, perusahaan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi tuntutan hukum. Tuntutan dapat datang dari pelanggan yang merasa dirugikan atau bahkan dari regulator yang mengenakan denda karena tidak memenuhi kewajiban perlindungan data. Oleh karena itu, langkah-langkah hukum yang tepat harus diambil untuk melindungi perusahaan.

Memperbaiki Kebijakan Keamanan dan Prosedur

Setelah kebocoran data terjadi, perusahaan harus segera mengevaluasi kebijakan keamanan yang ada. Evaluasi ini penting untuk mengetahui apakah kebijakan yang ada sudah cukup memadai atau perlu diperbaiki. Perusahaan harus menilai apakah ada celah dalam kebijakan keamanan yang memungkinkan kebocoran terjadi.

Perusahaan perlu memperbaiki kebijakan keamanan dan prosedur untuk mengatasi celah yang ditemukan selama audit. Misalnya, jika kebocoran data disebabkan oleh kurangnya kontrol akses, perusahaan perlu memperketat kontrol akses terhadap data sensitif dan memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang memiliki akses.

Selain itu, perusahaan juga perlu meningkatkan pelatihan dan kesadaran karyawan mengenai pentingnya keamanan data. Banyak kebocoran data terjadi akibat kesalahan manusia, seperti klik pada tautan phishing atau penggunaan password yang lemah. Dengan memberikan pelatihan yang tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko kebocoran di masa depan.

Komunikasi dan Transparansi

Komunikasi yang baik sangat penting dalam menangani kebocoran data. Setelah kejadian, perusahaan harus menjaga komunikasi yang jelas dan terbuka dengan pihak internal maupun eksternal. Ini termasuk memberi informasi yang transparan kepada pelanggan, mitra bisnis, dan pihak berwenang tentang apa yang telah terjadi dan langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut.

Transparansi ini juga harus diterapkan dalam laporan yang disampaikan kepada publik, termasuk media. Dengan mengelola komunikasi dengan baik, perusahaan dapat memulihkan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis. Selain itu, komunikasi yang terbuka akan membantu menghindari spekulasi yang dapat merusak reputasi perusahaan.

Mengambil Tindakan Pencegahan untuk Masa Depan

Kebocoran data yang terjadi harus dijadikan pelajaran untuk memperbaiki langkah-langkah keamanan perusahaan di masa depan. Perusahaan perlu merancang dan menerapkan strategi keamanan jangka panjang yang dapat mencegah terjadinya kebocoran data serupa di masa depan.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan melakukan uji penetrasi dan simulasi serangan secara berkala. Pengujian ini akan membantu perusahaan mengevaluasi kerentanannya dan mengidentifikasi potensi celah yang dapat dimanfaatkan oleh peretas. Selain itu, perusahaan harus terus mengikuti perkembangan teknologi dan ancaman siber terbaru untuk memperkuat sistem keamanan mereka.

Dengan langkah-langkah ini, perusahaan dapat membangun fondasi yang lebih kuat untuk melindungi data dan mencegah kebocoran data di masa depan.

Baca juga: Mencegah Data Breach: Strategi untuk Hindari Kebocoran Data

Kesimpulan

Kebocoran data adalah kejadian yang dapat menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, respons yang cepat, tepat, dan terorganisir sangat penting untuk memitigasi dampak kebocoran data. Perusahaan harus melakukan identifikasi dan verifikasi kebocoran, mengamankan sistem, memberi tahu pihak terkait, serta mengambil langkah-langkah hukum dan kepatuhan yang diperlukan. Selain itu, perusahaan juga perlu memperbaiki kebijakan keamanan dan prosedur, menjaga komunikasi yang transparan, dan mengambil tindakan pencegahan untuk masa depan.

Dengan penanganan yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan kerugian akibat kebocoran data dan memulihkan kepercayaan pelanggan serta mitra bisnis.

Satu Solusi Kelola Keamanan Siber Karyawan Secara Simple & Otomatis

Hastin Lia

Passionate di dunia IT, sering berbagi tentang teknologi, keamanan data, dan solusi digital.