Phishing vs Phishing Site Memahami Perbedaan dan Cara Kerjanya
Read Time 8 mins | Written by: Nur Rachmi Latifa

Phishing dan phishing site adalah dua bentuk ancaman siber yang sering disalahartikan sebagai hal yang sama, padahal memiliki perbedaan mendasar. Phishing adalah metode manipulasi yang digunakan oleh penyerang untuk menipu korban agar secara sukarela memberikan informasi sensitif, seperti kredensial login atau data keuangan, melalui email, pesan teks, atau media sosial. Sementara itu, phishing site adalah situs web palsu yang dirancang menyerupai halaman resmi dengan tujuan mencuri informasi pengguna saat mereka tanpa sadar memasukkan data pribadi. Memahami perbedaan keduanya sangat penting karena serangan ini semakin canggih dan sering digunakan bersamaan untuk meningkatkan efektivitas penipuan. Dengan meningkatnya ancaman ini, kesadaran dan edukasi menjadi langkah utama dalam melindungi diri dan organisasi dari pencurian data serta risiko keamanan siber.
Mengenal Perbedaan Phishing vs Phishing Site
Phishing adalah teknik manipulasi siber untuk menipu korban agar menyerahkan informasi sensitif seperti kredensial login, data keuangan, atau informasi pribadi. Serangan ini biasanya dilakukan melalui email, pesan teks, atau media sosial dengan menyamar sebagai entitas tepercaya. Tujuannya adalah mencuri data korban untuk kejahatan siber seperti pencurian identitas atau akses ilegal ke sistem. Jenis phishing yang umum meliputi email phishing (email palsu yang tampak resmi), spear phishing (serangan yang dipersonalisasi), whaling (menargetkan eksekutif tinggi), smishing dan vishing (melalui SMS atau telepon), serta Business Email Compromise (BEC) (penipuan bisnis yang melibatkan penyamaran sebagai eksekutif atau mitra kerja). Salah satu contoh nyata adalah email palsu dari bank atau layanan online yang meminta pengguna memperbarui kata sandi melalui tautan mencurigakan.
Sementara itu, phishing site adalah situs web palsu yang dirancang untuk meniru tampilan situs resmi guna mencuri informasi pengguna. Situs ini sering kali digunakan sebagai bagian dari serangan phishing, di mana korban diarahkan ke halaman login palsu dan tanpa sadar memasukkan kredensial mereka. Phishing site dapat dibuat menggunakan teknik seperti domain spoofing (pemalsuan nama domain) atau homograph attack (menggunakan karakter yang mirip dengan domain asli) agar terlihat meyakinkan. Selain itu, serangan ini sering diperkuat dengan email atau pesan yang mendesak korban untuk segera mengambil tindakan, seperti memperbarui akun atau menghindari pemblokiran layanan, yang pada akhirnya mengarahkan mereka ke situs berbahaya.
Agar tidak terjebak, ada beberapa ciri phishing site yang perlu diwaspadai, seperti URL yang tidak biasa atau sedikit berbeda dari situs resmi, tampilan yang menyerupai situs asli tetapi memiliki elemen desain yang kurang rapi, serta tidak adanya sertifikat keamanan (HTTPS). Salah satu contoh phishing site terkenal adalah serangan yang meniru halaman login bank atau layanan email populer, yang telah menyebabkan banyak pengguna kehilangan akses ke akun mereka. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa URL sebelum memasukkan data pribadi, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan tidak mudah percaya pada pesan yang mendesak atau mencurigakan.
Baca juga: FOMO sebagai Pemicu Kecenderungan Klik Tautan di Media Sosial
Cara Kerja Phishing dan Phishing Site
Phishing bekerja dengan memanfaatkan manipulasi psikologis untuk menipu korban agar memberikan informasi sensitif, seperti kredensial login atau data keuangan. Serangan ini biasanya dimulai dengan pesan palsu melalui email, SMS, atau media sosial yang mengatasnamakan perusahaan atau layanan resmi. Pesan ini sering kali berisi ancaman atau urgensi palsu, seperti akun yang akan diblokir atau transaksi mencurigakan yang perlu dikonfirmasi. Saat korban mengklik tautan dalam pesan tersebut, mereka akan diarahkan ke phishing site—situs palsu yang menyerupai halaman login asli. Tanpa menyadari jebakan tersebut, korban akan memasukkan data pribadi mereka, yang kemudian dikirim langsung ke pelaku untuk disalahgunakan.
Phishing site dibuat dengan meniru tampilan situs asli agar terlihat meyakinkan bagi korban. Pelaku biasanya mendaftarkan domain yang mirip dengan situs asli, misalnya dengan mengganti satu huruf dalam URL atau menggunakan domain alternatif seperti .net atau .xyz. Setelah situs siap, tautan menuju phishing site disebarkan melalui berbagai cara, termasuk email phishing, iklan berbahaya, atau pesan langsung di media sosial. Beberapa phishing site bahkan dilengkapi dengan sertifikat keamanan (HTTPS) untuk menipu korban agar percaya bahwa situs tersebut aman. Begitu korban memasukkan informasi mereka, data tersebut dikumpulkan oleh pelaku dan digunakan untuk mencuri identitas, mengakses akun finansial, atau melakukan tindakan kejahatan siber lainnya.
Metode yang Sering Digunakan Hacker dalam Serangan Phishing
Serangan phishing dan phishing site tidak hanya mengandalkan rekayasa sosial, tetapi juga berbagai teknik manipulasi teknologi untuk menipu korban. Para hacker menggunakan berbagai metode untuk meningkatkan efektivitas serangan mereka, mulai dari memanfaatkan psikologi manusia hingga mengeksploitasi kelemahan sistem keamanan digital. Berikut adalah beberapa teknik umum yang sering digunakan dalam serangan phishing:
Manipulasi Psikologis dengan Rekayasa Sosial
Rekayasa sosial adalah teknik manipulasi yang bertujuan untuk mengeksploitasi kepercayaan atau ketidaktahuan korban agar mereka secara sukarela memberikan informasi sensitif. Hacker sering kali menggunakan skenario yang menciptakan rasa urgensi, seperti ancaman pemblokiran akun, peringatan keamanan palsu, atau tawaran hadiah menarik. Misalnya, korban bisa menerima email yang tampak seperti dari bank mereka, meminta untuk segera memperbarui informasi akun agar tidak dinonaktifkan. Karena panik atau percaya, korban akhirnya mengikuti instruksi tanpa menyadari bahwa mereka sedang ditipu.
Pemalsuan Domain untuk Menjebak Korban
Salah satu trik umum dalam serangan phishing adalah menggunakan domain palsu yang menyerupai domain asli agar korban tidak curiga. Typosquatting terjadi ketika hacker mendaftarkan domain dengan kesalahan ketik yang mirip dengan situs asli, misalnya g00gle.com alih-alih google.com. Sementara itu, Homograph Attack memanfaatkan karakter dari alfabet lain yang tampak identik dengan huruf asli, misalnya menggunakan huruf "о" dari alfabet Kiril yang terlihat seperti huruf "o" dalam bahasa Inggris. Kedua teknik ini bertujuan untuk mengelabui korban agar percaya bahwa mereka mengunjungi situs resmi, padahal sebenarnya mereka berada di halaman phishing yang dirancang untuk mencuri informasi mereka.
Penyadapan Data melalui Serangan Man-in-the-Middle (MitM)
Dalam serangan Man-in-the-Middle (MitM), hacker menyusup ke dalam komunikasi antara korban dan situs web yang mereka akses. Teknik ini memungkinkan pelaku untuk mencegat dan mengubah data yang dikirimkan tanpa sepengetahuan korban. MitM sering terjadi di jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman, di mana hacker dapat memantau lalu lintas data dan mencuri kredensial login, informasi kartu kredit, atau pesan pribadi. Selain itu, pelaku juga bisa memasukkan phishing site ke dalam komunikasi pengguna, sehingga korban tidak menyadari bahwa mereka sedang memasukkan informasi penting ke dalam situs palsu.
Menyebarkan Phishing Site Melalui Iklan Berbahaya (Malvertising)
Malvertising adalah teknik yang memanfaatkan iklan digital untuk menyebarkan tautan phishing atau malware ke pengguna internet. Hacker membeli ruang iklan di berbagai platform dan menyisipkan skrip berbahaya di dalamnya. Ketika pengguna mengklik iklan tersebut, mereka dapat diarahkan ke phishing site yang meniru halaman login resmi atau bahkan secara otomatis mengunduh malware ke perangkat mereka. Serangan ini semakin berbahaya karena iklan berbahaya dapat muncul di situs-situs populer, sehingga lebih banyak pengguna yang terjebak tanpa menyadarinya.
Metode-metode ini menunjukkan betapa canggihnya taktik yang digunakan oleh hacker dalam melancarkan serangan phishing. Oleh karena itu, memahami dan mengenali tanda-tanda phishing sangat penting agar kita dapat menghindari jebakan siber yang semakin berkembang ini.
Menghindari Jebakan Phishing dan Phishing Site dengan Aman
Serangan phishing semakin canggih dan sulit dikenali, sehingga penting bagi setiap individu dan organisasi untuk memahami cara mengidentifikasi dan menghindari jebakan ini. Phishing tidak hanya dilakukan melalui email, tetapi juga melalui SMS, media sosial, atau bahkan panggilan telepon. Selain itu, phishing site yang dirancang menyerupai situs resmi semakin banyak digunakan untuk mencuri kredensial login dan informasi sensitif lainnya. Dengan mengenali tanda-tanda phishing, memahami cara mendeteksi phishing site, serta menggunakan alat keamanan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko menjadi korban serangan siber ini.
Tanda-Tanda Email atau Pesan Phishing
Salah satu cara paling umum bagi hacker untuk melancarkan serangan phishing adalah melalui email atau pesan palsu. Beberapa tanda yang dapat membantu mengenali email atau pesan phishing antara lain:
- Pengirim yang mencurigakan – Alamat email sering kali sedikit berbeda dari domain resmi, misalnya support@paypa1.com alih-alih support@paypal.com.
- Nada pesan yang mendesak – Phishing sering menggunakan taktik ancaman, seperti akun akan diblokir jika tidak segera diperbarui atau permintaan mendesak untuk mentransfer dana.
- Kesalahan tata bahasa atau ejaan – Banyak email phishing mengandung kesalahan ketik atau struktur kalimat yang tidak biasa.
- Tautan mencurigakan – Saat mengarahkan kursor ke tautan dalam email, URL yang muncul biasanya tidak sesuai dengan situs resmi.
- Lampiran berbahaya – File yang dikirim dalam format ZIP, EXE, atau dokumen dengan makro bisa mengandung malware yang berbahaya.
Cara Mengidentifikasi Phishing Site
Phishing site sering kali dirancang agar terlihat identik dengan situs asli, tetapi ada beberapa cara untuk mengenali dan menghindarinya:
- Periksa URL dengan teliti – Hindari mengklik tautan langsung dari email. Sebelum memasukkan informasi, pastikan URL situs benar dan tidak memiliki perbedaan kecil seperti huruf tambahan atau karakter yang mencurigakan.
- Cek sertifikat keamanan (HTTPS) – Walaupun HTTPS tidak selalu menjamin keamanan, situs resmi umumnya memiliki ikon gembok di bilah alamat browser. Jika situs tidak menggunakan HTTPS atau menampilkan peringatan keamanan, sebaiknya hindari.
- Gunakan mesin pencari untuk mengakses situs – Jika menerima email atau pesan yang meminta login ke akun tertentu, lebih aman untuk mengetik nama situs langsung di browser daripada mengklik tautan dalam email.
- Hindari formulir yang meminta data sensitif secara tiba-tiba – Situs resmi jarang meminta pengguna untuk memasukkan informasi pribadi melalui tautan yang dikirim melalui email atau pesan singkat.
Alat dan Teknologi Anti-Phishing yang Bisa Digunakan
Untuk meningkatkan perlindungan dari phishing dan phishing site, berbagai alat dan teknologi keamanan dapat digunakan:
- Ekstensi browser anti-phishing – Beberapa browser memiliki fitur bawaan atau ekstensi tambahan yang dapat memperingatkan pengguna saat mengunjungi situs yang mencurigakan.
- Authenticator dengan Multi-Factor Authentication (MFA) – Menggunakan MFA akan menambah lapisan keamanan ekstra, sehingga meskipun kredensial login dicuri, hacker tidak dapat mengakses akun dengan mudah.
- Email filtering dan anti-spam – Banyak penyedia email memiliki filter otomatis yang dapat mendeteksi email mencurigakan dan memindahkannya ke folder spam.
- Password manager – Pengelola kata sandi membantu mengisi kredensial login hanya pada situs asli dan dapat mencegah pengguna secara tidak sengaja memasukkan informasi di phishing site.
- Layanan keamanan siber – Beberapa platform keamanan siber menawarkan pemantauan ancaman phishing dan memberikan peringatan jika ditemukan aktivitas mencurigakan yang menargetkan akun atau organisasi tertentu.
Langkah-Langkah Pencegahan untuk Menghindari Phishing dan Phishing Site
Serangan phishing terus berkembang dengan metode yang semakin canggih, sehingga langkah pencegahan menjadi kunci utama dalam melindungi informasi sensitif. Hacker tidak hanya mengandalkan manipulasi psikologis, tetapi juga memanfaatkan teknologi untuk menipu korban dengan lebih meyakinkan. Berikut adalah beberapa langkah efektif yang dapat diterapkan untuk melindungi diri dan organisasi dari ancaman phishing dan phishing site.
Gunakan Autentikasi Multi-Faktor (MFA)
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah akses tidak sah ke akun adalah dengan menerapkan autentikasi multi-faktor (MFA). Dengan MFA, meskipun hacker berhasil mencuri kredensial login melalui phishing, mereka tetap tidak dapat mengakses akun tanpa kode tambahan yang dikirim ke perangkat atau aplikasi autentikasi pengguna. Gunakan aplikasi Authenticator seperti Google Authenticator, Microsoft Authenticator, atau YubiKey untuk lapisan keamanan ekstra.
Periksa URL Sebelum Memasukkan Kredensial
Banyak phishing site dibuat untuk meniru situs asli, tetapi ada perbedaan kecil yang dapat diidentifikasi. Sebelum memasukkan username dan password, pastikan URL situs benar dan tidak mengandung kesalahan ketik, karakter aneh, atau pengalihan mencurigakan. Hindari mengklik tautan langsung dari email atau pesan mencurigakan; lebih baik ketik alamat situs secara manual di browser untuk memastikan keamanan.
Gunakan Ekstensi Browser Anti-Phishing
Browser modern memiliki fitur keamanan yang dapat mendeteksi phishing site, tetapi menambahkan ekstensi anti-phishing dapat memberikan perlindungan ekstra. Ekstensi ini akan memberi peringatan saat pengguna mencoba mengakses situs berbahaya atau mencurigakan. Beberapa ekstensi populer yang dapat digunakan antara lain Netcraft Anti-Phishing Extension, Avast Online Security, atau Bitdefender TrafficLight.
Selalu Verifikasi Sumber Sebelum Mengklik Tautan
Hacker sering kali menyamar sebagai institusi resmi untuk mengirim email phishing yang terlihat meyakinkan. Sebelum mengklik tautan atau mengunduh lampiran dari email, pesan teks, atau media sosial, pastikan untuk memverifikasi sumbernya. Jika menerima email dari bank, layanan cloud, atau platform online lainnya, hubungi langsung melalui saluran resmi untuk memastikan keasliannya. Jangan pernah memberikan informasi pribadi tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut.
Edukasi Karyawan Tentang Ancaman Phishing
Kesadaran karyawan terhadap phishing adalah salah satu faktor utama dalam mencegah serangan yang menargetkan perusahaan. Pelatihan keamanan siber secara rutin dapat membantu karyawan mengenali tanda-tanda phishing, menghindari jebakan phishing site, dan memahami langkah-langkah mitigasi jika terjadi serangan. SiberMate menyediakan solusi komprehensif dalam automated security awareness training, simulasi phishing, serta human risk reporting untuk mengukur kesiapan karyawan dalam menghadapi ancaman ini. Dengan pendekatan berbasis edukasi dan monitoring, perusahaan dapat meningkatkan kesiapan tim dalam mendeteksi serta mencegah serangan phishing yang semakin kompleks.
Baca juga: Evolusi Phishing: Serangan Lama, Teknik Baru, dan Strategi Pertahanan
Kesimpulan
Phishing dan phishing site sering disalahartikan sebagai hal yang sama, padahal memiliki perbedaan mendasar. Phishing adalah manipulasi psikologis untuk menipu korban agar memberikan informasi sensitif, sementara phishing site adalah situs palsu yang meniru halaman resmi guna mencuri data pengguna. Keduanya sering digunakan bersamaan, menjadikan edukasi dan kesadaran sebagai langkah utama dalam pencegahan. SiberMate membantu organisasi melindungi karyawan dari serangan ini dengan solusi komprehensif, termasuk pelatihan otomatis, simulasi phishing, dan pemantauan risiko siber, sehingga mengurangi risiko kebocoran data akibat human error.