<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=2253229985023706&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">

back to HRMI

Scan Retina Mata Dijual? Kenali Risikonya Pada Kebocoran Data Pribadi

Read Time 5 mins | 19 Mei 2025 | Written by: Nur Rachmi Latifa

Scan Retina Dijual

Belakangan ini, makin banyak aplikasi dan layanan digital yang meminta pengguna untuk melakukan pemindaian retina sebagai syarat akses—dari login aplikasi keuangan, hingga pendaftaran akun teknologi canggih. Teknologi ini dipromosikan sebagai cara paling cepat dan aman untuk mengidentifikasi seseorang, karena pola retina dianggap unik dan sulit dipalsukan. Tapi pertanyaannya, pernahkah kita berpikir: kalau data retina itu sampai bocor, bisakah kita menariknya kembali? Tidak seperti password yang bisa diganti, data biometrik seperti retina bersifat permanen—sekali bocor, risikonya tak bisa dibatalkan.

Retina Anda = Kunci Digital Selamanya

Retina adalah semacam "sidik jari mata"—unik untuk setiap individu, bahkan kembar identik pun punya pola retina yang berbeda. Karena pola ini terbentuk secara alami dan tidak berubah seumur hidup, retina dianggap sebagai salah satu bentuk identitas biometrik paling kuat. Inilah alasan mengapa semakin banyak sistem keamanan digital yang menggunakannya sebagai metode autentikasi. Sekali retina Anda terekam, ia bisa menjadi kunci digital untuk membuka berbagai akses penting, mulai dari akun pribadi hingga sistem perusahaan.

Masalahnya, tidak seperti password atau PIN yang bisa diganti jika bocor, data biometrik seperti retina tidak bisa diubah. Jika data ini jatuh ke tangan yang salah—misalnya karena kebocoran data atau serangan siber—pelaku dapat menyalahgunakannya tanpa sepengetahuan Anda, bahkan dalam jangka panjang. Ini bukan soal kehilangan akun saja, tapi potensi disalahgunakan untuk tindakan yang lebih serius, termasuk pencurian identitas dan akses ke sistem penting.

Baca juga: Kenali Ancaman Insider Threats Sebelum Kebocoran Data Terjadi

Modus Cyber Crime yang Mengintai

Ketika kita menyerahkan data biometrik seperti retina, sering kali kita hanya membayangkan manfaatnya—akses cepat, sistem yang tampak canggih, dan rasa aman. Tapi di balik itu, ada risiko besar yang mengintai dari dunia kejahatan siber. Berikut ini beberapa modus yang bisa terjadi jika data retina Anda jatuh ke tangan yang salah:

Retina Dipakai Buat Login Palsu

Beberapa sistem digital kini memungkinkan login dengan retina, menggantikan password atau PIN. Jika data retina Anda diretas, pelaku bisa menyalahgunakannya untuk membobol akun atau sistem yang menggunakan autentikasi biometrik. Karena otentikasi retina dianggap ‘mutlak’, sistem akan percaya bahwa pelaku adalah Anda, tanpa bisa membedakan apakah itu akses yang sah atau tidak.

Retina Dijual di Dark Web

Seperti halnya data pribadi lainnya, data retina pun bisa diperjualbelikan di dark web. Pembeli bisa menggunakannya untuk mengakses akun bank, e-wallet, bahkan mengajukan pinjaman online atas nama Anda. Bedanya, retina bukan sekadar nomor—itu adalah identitas biometrik yang tidak bisa Anda ubah, menjadikannya jauh lebih berbahaya jika sampai bocor.

Anda Dijadikan Target Penipuan

Karena data retina adalah bukti bahwa identitas Anda valid, pelaku kejahatan bisa membuat skenario penipuan yang sangat meyakinkan. Misalnya, mereka bisa menyamar sebagai perwakilan resmi dari bank atau instansi pemerintah dan menghubungi Anda untuk “klarifikasi” atau “verifikasi lanjutan”—padahal itu hanya taktik untuk memancing informasi lebih dalam atau akses tambahan.

Dijadikan Target Penipuan yang Lebih Canggih (Spear Phishing)

Dengan kombinasi data retina dan informasi pribadi lainnya, pelaku bisa membuat email atau pesan yang tampak sangat sah. Contoh: Anda bisa menerima email dari “bank” yang berisi perintah, “Segera verifikasi ulang retina Anda untuk menjaga keamanan akun,” disertai link yang tampak resmi. Sekali Anda klik dan ikuti instruksi, pelaku bisa mengakses akun atau bahkan menyebarkan malware ke perangkat.

Penyalahgunaan untuk Deepfake atau Biometrik Palsu

Teknologi deepfake dan simulasi biometrik terus berkembang. Dengan scan retina Anda, pelaku bisa membuat simulasi visual atau model digital yang mengecoh sistem autentikasi berbasis mata atau wajah. Artinya, bahkan sistem keamanan canggih pun bisa tertipu oleh versi palsu dari ‘Anda’.

Retina = Akses Seumur Hidup

Berbeda dengan password yang bisa Anda ganti kapan saja, retina adalah kunci biometrik permanen. Sekali bocor, datanya bisa disimpan oleh pelaku bertahun-tahun dan digunakan kapan pun, bahkan ketika Anda sudah tidak sadar lagi bahwa data Anda pernah dicuri. Risiko ini bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk seumur hidup.

Siapa yang Mengakses Data Retina Anda?

Pernahkah Anda bertanya, siapa sebenarnya yang menyimpan dan mengakses data retina Anda setelah memindainya di sebuah aplikasi? Banyak layanan digital saat ini meminta akses biometrik tanpa benar-benar menjelaskan siapa yang mengelola data tersebut, disimpan di mana, dan untuk keperluan apa saja. Kita seringkali terlalu cepat memberikan izin, hanya karena layanan itu terlihat canggih atau praktis, tanpa menyadari bahwa kita sedang menyerahkan bagian paling sensitif dari identitas diri kita.

Membaca kebijakan privasi bukan lagi sekadar formalitas—itu penting untuk memahami bagaimana data biometrik Anda diproses. Apakah datanya dienkripsi? Apakah disimpan secara lokal di perangkat atau dikirim ke server luar negeri? Siapa saja yang berhak mengaksesnya? Layanan yang terpercaya biasanya menjelaskan ini dengan cukup detail, tapi kalau Anda tidak pernah membaca atau mencari tahu, Anda tidak akan tahu risiko apa yang sedang Anda ambil.

Yang paling mengkhawatirkan adalah ketika sebuah layanan tidak menjelaskan secara transparan di mana data retina Anda disimpan atau bagaimana mereka mengamankannya. Jika data ini dikelola oleh pihak ketiga atau disimpan di server luar negeri tanpa perlindungan yang memadai, potensi kebocorannya menjadi lebih besar. Dan ketika itu terjadi, tidak ada cara untuk ‘mengambil kembali’ retina Anda seperti halnya Anda mengganti password. Jadi, mulai sekarang, biasakan untuk kritis dan selektif sebelum menyerahkan akses biometrik kepada aplikasi atau platform mana pun.

Biar Nggak Ketipu: Ini Cara Melindungi Data Retina Anda

Kalau Anda mulai sadar betapa berharganya data retina, sekarang saatnya lebih bijak dan hati-hati saat menggunakan aplikasi atau layanan digital. Berikut ini beberapa langkah sederhana tapi penting yang bisa Anda lakukan untuk melindungi data biometrik agar tidak disalahgunakan.

Jangan asal setuju minta izin kamera

Setiap kali aplikasi minta akses kamera, jangan langsung klik "Allow" tanpa tahu untuk apa. Beberapa aplikasi mungkin menyelipkan fitur pemindaian wajah atau retina tanpa penjelasan yang jelas. Biasakan untuk cek dulu fungsinya, dan kalau terasa mencurigakan, lebih baik ditolak daripada menyesal kemudian.

Hindari layanan gratisan yang tidak jelas tujuannya

Aplikasi gratis memang menggoda, tapi ingat—kalau Anda tidak membayar memakai uang, besar kemungkinan Anda sedang membayar dengan data. Kalau sebuah layanan meminta scan retina tanpa penjelasan keamanan atau manfaat yang masuk akal, lebih baik jangan dipakai. Banyak layanan gratis sengaja mengumpulkan data untuk dijual ke pihak ketiga tanpa persetujuan jelas.

Pakai fitur keamanan tambahan (PIN, OTP)

Autentikasi biometrik sebaiknya bukan satu-satunya lapisan keamanan. Kombinasikan dengan PIN, OTP, atau autentikasi dua faktor (2FA) agar kalau pun data retina Anda bocor, pelaku tetap kesulitan untuk masuk. Lapisan keamanan ekstra ini mungkin terasa merepotkan, tapi justru itulah yang membuat akses ke akun Anda jadi lebih aman.

Sebelum pakai layanan yang minta scan retina, coba tanya ke diri sendiri: Apakah data anda dienkripsi dan disimpan lokal atau di cloud? Jawaban atas pertanyaan itu bisa menentukan apakah data Anda benar-benar aman atau justru rentan disalahgunakan.

Apa yang Bisa Dilakukan Jika Sudah Terlanjur Scan Retina?

Jika Anda sudah terlanjur melakukan scan retina, ada beberapa langkah penting yang sebaiknya segera dilakukan untuk meminimalkan risiko penyalahgunaan data. Meskipun data biometrik seperti retina tidak bisa diganti, Anda tetap dapat mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi identitas digital Anda kedepannya:

  • Laporkan diri ke Diskominfo setempat
    Ikuti imbauan Pemerintah Kota Bekasi dengan melapor ke Dinas Komunikasi dan Informatika agar data Anda bisa didata. Langkah ini penting untuk membantu otoritas melakukan pemantauan dan mengambil langkah antisipatif jika terjadi kebocoran atau penyalahgunaan.
  • Waspadai aktivitas digital yang tidak biasa
    Pantau akun media sosial, email, dan layanan keuangan digital Anda secara rutin. Jika muncul notifikasi login mencurigakan, perubahan pengaturan yang tidak Anda lakukan, atau aktivitas tak wajar lainnya, segera ambil tindakan seperti mengganti sandi atau mengaktifkan autentikasi dua faktor.
  • Perkuat keamanan identitas digital Anda
    Gunakan password yang kuat dan berbeda untuk setiap akun, aktifkan fitur keamanan tambahan seperti biometrik dan verifikasi dua langkah, serta hindari membagikan informasi pribadi secara sembarangan, terutama di media sosial.

Dengan langkah-langkah ini, Anda bisa lebih waspada dan tetap menjaga kendali atas identitas digital Anda, meski sudah pernah menyerahkan data retina sebelumnya.

Baca juga: Mengapa Zero Trust Penting dalam Mencegah Kebocoran Data?

Kesimpulan

Kesimpulannya, meskipun pemindaian retina terlihat sebagai solusi keamanan digital yang canggih dan praktis, kita tidak boleh lengah terhadap risikonya. Data retina adalah identitas biometrik yang bersifat permanen—sekali bocor, tidak bisa diganti seperti password. Dari login palsu hingga penipuan berbasis spear phishing dan penyalahgunaan deepfake, ancamannya nyata dan bisa berdampak jangka panjang. Maka dari itu, kita perlu lebih kritis terhadap aplikasi atau layanan yang meminta akses retina. Dan jika Anda sudah terlanjur melakukan scan retina, segera ambil langkah pencegahan agar kendali atas identitas digital Anda tetap aman. Ingat, bukan cuma soal teknologi yang digunakan, tapi seberapa bijak Anda melindungi diri di era digital ini.

Satu Solusi Kelola Keamanan Siber Karyawan Secara Simple & Otomatis

Nur Rachmi Latifa

Penulis yang berfokus memproduksi konten seputar Cybersecurity, Privacy dan Human Cyber Risk Management.