<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=2253229985023706&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">

back to blog

Pengenalan SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi: Panduan untuk Organisasi

Read Time 6 mins | Written by: Hastin Lia

SKKNI dan Mengapa Penting

Di era digital saat ini, setiap organisasi dihadapkan pada tantangan keamanan informasi yang semakin rumit. Ancaman siber seperti phishing, ransomware, malware, dan rekayasa sosial menjadi lebih canggih, sementara dampak dari pelanggaran data semakin merugikan, baik secara finansial maupun reputasi. Untuk membantu perusahaan melindungi informasi yang bernilai, Indonesia telah menetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang Kesadaran Keamanan Informasi.

SKKNI ini diterapkan berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 236 Tahun 2024, yang berlaku sejak 12 September 2024. Standar ini mengatur agar tenaga kerja di setiap sektor industri memiliki kompetensi yang cukup dalam mengelola risiko keamanan informasi. Selain itu, penerapan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) di Indonesia memperkuat kebutuhan akan standar ini, mengingat UU PDP mengharuskan perusahaan untuk melindungi data pribadi secara ketat.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi, manfaatnya bagi organisasi, serta tantangan yang mungkin dihadapi saat menerapkannya. Kita juga akan menjelaskan secara detail 12 unit kompetensi yang termasuk dalam SKKNI ini.

Apa Itu SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi?

SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi adalah standar kompetensi nasional yang mengatur kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh tenaga kerja dalam pengelolaan risiko keamanan informasi. SKKNI ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran keamanan di tempat kerja dan memastikan bahwa setiap individu memahami peran mereka dalam melindungi data organisasi dari ancaman siber.

Standar ini terdiri dari 12 unit kompetensi, yang mencakup berbagai aspek terkait keamanan informasi, dari perencanaan program kesadaran keamanan informasi hingga mengukur keberhasilan program.

Baca juga: Solusi SiberMate Membantu Organisasi Penuhi Persyaratan ISO 27001:2022

Mengapa SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi Penting untuk Organisasi?

Implementasi SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi memberikan banyak manfaat bagi organisasi, terutama dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa standar ini penting:

1. Memastikan Kepatuhan terhadap UU PDP

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), setiap organisasi di Indonesia memiliki kewajiban untuk melindungi data pribadi pelanggan dan karyawan. UU PDP mengatur bagaimana data pribadi harus diproses, disimpan, dan dilindungi. Penerapan SKKNI dapat membantu organisasi memahami kewajiban mereka dan mengimplementasikan praktik terbaik dalam perlindungan data pribadi sesuai dengan UU PDP.

2. Membangun Budaya Keamanan Informasi

Salah satu kelemahan utama dalam keamanan informasi adalah kurangnya kesadaran karyawan terhadap ancaman yang mereka hadapi setiap hari. Dengan menerapkan SKKNI, perusahaan dapat membangun budaya keamanan yang kuat, di mana setiap karyawan memahami pentingnya menjaga kerahasiaan informasi dan berperan aktif dalam mencegah kebocoran data.

3. Menurunkan Risiko Pelanggaran Data

Pelatihan yang sesuai dengan SKKNI memungkinkan karyawan untuk mengenali dan menghindari ancaman siber, seperti email phishing atau link berbahaya. Dengan peningkatan pemahaman ini, risiko pelanggaran data yang disebabkan oleh kesalahan manusia dapat diminimalkan secara signifikan.

4. Meningkatkan Kepercayaan dan Reputasi

Perusahaan yang mematuhi standar keamanan informasi seperti SKKNI dan UU PDP akan mendapatkan kepercayaan lebih dari pelanggan, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya. Kepatuhan terhadap standar keamanan tidak hanya memperkuat perlindungan terhadap ancaman siber, tetapi juga meningkatkan reputasi perusahaan di pasar yang semakin kompetitif.

5. Mengurangi Kerugian Finansial

Serangan siber yang berhasil dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, baik melalui kehilangan data, denda dari regulator, maupun kehilangan kepercayaan pelanggan. Dengan menerapkan SKKNI, perusahaan dapat mengurangi potensi kerugian ini dengan membangun perlindungan yang kuat dan melatih karyawan untuk menghadapi ancaman siber dengan lebih efektif.

12 Unit Kompetensi dalam SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi

Berikut adalah 12 unit kompetensi yang termasuk dalam SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi, yang dirancang untuk membangun program kesadaran keamanan yang menyeluruh di organisasi:

1. Merumuskan Dasar Program Kesadaran Keamanan Informasi

Langkah pertama adalah merumuskan dasar program yang kuat, mencakup tujuan, sasaran, dan ruang lingkup program kesadaran keamanan informasi. Organisasi perlu merumuskan strategi untuk meningkatkan kesadaran karyawan tentang ancaman siber dan menentukan bagaimana program ini akan diimplementasikan secara efektif.

2. Melakukan Penilaian Risiko Pelaksanaan Program Kesadaran Keamanan Informasi

Penilaian risiko adalah langkah penting dalam merancang program kesadaran. Organisasi harus mengidentifikasi risiko-risiko utama yang dapat memengaruhi keberhasilan program kesadaran, seperti kurangnya partisipasi karyawan atau ancaman eksternal yang tidak diantisipasi.

3. Melakukan Analisis Kebutuhan Program Kesadaran Keamanan Informasi

Unit ini mencakup analisis kebutuhan untuk memastikan bahwa materi pelatihan yang disusun sesuai dengan ancaman yang dihadapi perusahaan. Analisis kebutuhan ini melibatkan identifikasi area kritis di mana pelatihan sangat diperlukan, seperti cara melindungi data pribadi atau mengenali serangan phishing.

4. Merumuskan Indikator Keberhasilan Program Kesadaran Keamanan Informasi

Setiap program kesadaran harus memiliki indikator keberhasilan yang jelas. Indikator ini dapat mencakup peningkatan kesadaran karyawan, penurunan insiden keamanan, atau tingkat kepatuhan terhadap kebijakan keamanan yang berlaku.

5. Menyusun Dokumen Perencanaan Program Kesadaran Keamanan Informasi

Unit ini berfokus pada penyusunan dokumen perencanaan yang mencakup topik pelatihan, jadwal pelaksanaan, serta metode evaluasi. Dokumen ini berfungsi sebagai pedoman resmi dalam melaksanakan program kesadaran.

6. Menyusun Kebutuhan Materi Program Kesadaran Keamanan Informasi yang Relevan

Organisasi perlu menyusun materi pelatihan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Misalnya, perusahaan perbankan mungkin memerlukan materi yang lebih fokus pada keamanan data keuangan dan perlindungan data nasabah.

7. Mengembangkan Materi Kesadaran Keamanan Informasi

Pengembangan materi pelatihan harus mencakup metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan karyawan. Materi ini bisa berupa presentasi, video, modul pembelajaran digital, hingga simulasi serangan.

8. Melakukan Penyampaian Materi Kesadaran Keamanan Informasi

Penyampaian materi bisa dilakukan melalui workshop, pelatihan online, atau simulasi serangan. Penting agar penyampaian materi melibatkan karyawan secara aktif sehingga mereka dapat memahami dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

9. Mengawasi Program Kesadaran Keamanan Informasi

Pemantauan program adalah bagian penting untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai dengan rencana. Pengawasan ini bisa melibatkan laporan periodik atau monitoring berbasis data tentang tingkat partisipasi karyawan dan efektivitas materi pelatihan.

10. Mengukur Tingkat Keberhasilan Program Kesadaran Keamanan Informasi

Pengukuran keberhasilan program dilakukan melalui indikator yang ditetapkan, seperti penurunan jumlah insiden keamanan, peningkatan skor tes karyawan setelah pelatihan, dan tingkat deteksi ancaman oleh karyawan.

11. Menyusun Rekomendasi Perbaikan Program Kesadaran Keamanan Informasi

Setelah program diukur keberhasilannya, organisasi harus menyusun rekomendasi perbaikan untuk program kesadaran di masa mendatang. Ini termasuk evaluasi kelemahan program dan langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pelatihan.

12. Menyusun Laporan Kegiatan Program Kesadaran Keamanan Informasi

Unit terakhir mencakup penyusunan laporan kegiatan yang mendokumentasikan seluruh proses pelaksanaan program, hasil pengukuran, dan rekomendasi perbaikan. Laporan ini dapat digunakan sebagai panduan untuk menyempurnakan program di masa depan.

Tantangan dalam Implementasi SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi

Meskipun SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi memberikan kerangka yang jelas, beberapa tantangan mungkin dihadapi oleh organisasi selama proses implementasinya:

1. Keterbatasan Sumber Daya dan Anggaran

Organisasi kecil mungkin mengalami keterbatasan dalam hal anggaran dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan program kesadaran keamanan informasi yang komprehensif. Pelatihan, evaluasi, dan pengawasan program membutuhkan investasi yang tidak selalu tersedia.

Solusi: Organisasi dapat mencari solusi berbasis pelatihan digital yang lebih terjangkau atau menggunakan vendor eksternal yang menawarkan paket pelatihan sesuai dengan anggaran perusahaan.

2. Resistensi dari Karyawan

Resistensi dari karyawan yang merasa bahwa pelatihan keamanan informasi tidak relevan dengan pekerjaan mereka sehari-hari adalah tantangan yang umum dihadapi. Karyawan mungkin menganggap pelatihan ini sebagai beban tambahan.

Solusi: Membuat materi pelatihan interaktif yang relevan dengan tugas sehari-hari karyawan, serta memberikan contoh-contoh nyata tentang bagaimana ancaman siber bisa mempengaruhi mereka secara langsung.

3. Pembaruan Materi Secara Berkala

Ancaman siber terus berkembang, dan materi pelatihan harus diperbarui secara berkala untuk tetap relevan. Organisasi perlu memastikan bahwa program kesadaran mereka selalu mengikuti perkembangan terbaru dari ancaman-ancaman tersebut.

Solusi: Memanfaatkan platform pelatihan otomatis yang dapat memperbarui konten secara berkala berdasarkan tren ancaman terbaru.

4. Kurangnya Dukungan dari Manajemen

Tanpa dukungan dari manajemen puncak, program kesadaran keamanan informasi mungkin tidak dapat diimplementasikan secara efektif. Manajemen perlu menyadari pentingnya program ini dalam melindungi aset informasi perusahaan.

Solusi: Mengedukasi manajemen tentang risiko keamanan yang mungkin dihadapi oleh organisasi serta memberikan contoh kerugian finansial dan reputasi yang dihadapi oleh perusahaan lain akibat pelanggaran keamanan.

5. Waktu dan Jadwal Pelatihan yang Terbatas

Jadwal kerja yang padat seringkali menjadi alasan bagi karyawan untuk menunda atau mengabaikan pelatihan keamanan informasi. Kekurangan waktu menjadi kendala utama dalam menghadiri pelatihan yang memakan waktu.

Solusi: Menggunakan metode pelatihan fleksibel, seperti micro-learning, di mana materi pelatihan disajikan dalam format singkat yang dapat diakses kapan saja oleh karyawan.

Baca juga: Perbedaan Utama Antara ISO 27001: 2013 dan ISO 27001: 2022

Kesimpulan: Meningkatkan Keamanan Informasi dengan SKKNI dan UU PDP

Penerapan SKKNI Kesadaran Keamanan Informasi membantu organisasi membangun kesadaran siber yang kuat di tempat kerja. Standar ini memastikan bahwa tenaga kerja terlatih dalam mengenali dan mengatasi ancaman siber, serta mematuhi regulasi seperti UU PDP. Dengan membangun budaya keamanan, organisasi dapat meminimalkan risiko pelanggaran data, menghindari kerugian finansial, dan memperkuat reputasi di pasar.

Dengan strategi implementasi yang tepat, seperti mengatasi tantangan dalam pelatihan, menyusun program yang relevan, dan melibatkan dukungan manajemen, perusahaan dapat membangun perlindungan yang efektif terhadap ancaman siber.

Satu Solusi Kelola Keamanan Siber Karyawan Secara Simple & Otomatis

Hastin Lia

Passionate di dunia IT, sering berbagi tentang teknologi, keamanan data, dan solusi digital.