<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=2253229985023706&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">

back to HRMI

Mengapa Endpoint DoS Bisa Melumpuhkan Operasional Perusahaan?

Read Time 6 mins | Written by: Nur Rachmi Latifa

Endpoint DoS

Serangan siber terus berkembang dengan berbagai metode yang semakin canggih, salah satunya adalah Endpoint Denial of Service (Endpoint DoS). Serangan ini menargetkan sistem atau aplikasi di tingkat endpoint—seperti komputer, server, atau perangkat jaringan—dengan cara membebani sumber daya hingga layanan yang berjalan di dalamnya lumpuh. Dampaknya bisa sangat merugikan bagi perusahaan, mulai dari gangguan operasional, downtime sistem yang berkepanjangan, hingga kerugian finansial akibat terganggunya layanan bisnis. Bahkan, dalam beberapa kasus, serangan Endpoint DoS dapat berdampak pada keamanan data dan kepatuhan regulasi, terutama bagi industri yang mengandalkan layanan digital secara penuh. Oleh karena itu, memahami bagaimana serangan ini bekerja dan bagaimana cara mencegahnya menjadi langkah krusial untuk menjaga kelangsungan operasional perusahaan.

Endpoint DoS: Serangan yang Mengganggu Kinerja Sistem

Endpoint Denial of Service (Endpoint DoS) adalah jenis serangan siber yang menargetkan perangkat endpoint seperti komputer, server, atau perangkat jaringan dengan cara membebani sumber daya hingga layanan yang berjalan di dalamnya lumpuh. Berbeda dengan serangan DoS tradisional yang menyerang jaringan secara luas, Endpoint DoS fokus pada satu titik kritis dalam sistem perusahaan, menyebabkan perangkat tersebut tidak dapat merespons permintaan pengguna secara normal. Teknik yang digunakan bisa berupa eksploitasi celah perangkat lunak, pengiriman permintaan dalam jumlah besar yang membanjiri kapasitas sistem, atau manipulasi protokol komunikasi agar perangkat endpoint menjadi tidak stabil.

Serangan Endpoint DoS menjadi ancaman serius bagi perusahaan karena dapat menyebabkan gangguan operasional yang signifikan. Ketika sebuah endpoint yang berfungsi sebagai server aplikasi, database, atau sistem kritis lainnya mengalami serangan, maka layanan yang bergantung padanya bisa ikut terganggu atau bahkan berhenti sepenuhnya. Hal ini berdampak langsung pada produktivitas karyawan, keterlambatan dalam pemrosesan data, dan kesulitan dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Selain itu, serangan semacam ini juga dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal untuk eksploitasi lebih lanjut, seperti penyusupan sistem atau pencurian data yang lebih besar.

Konsekuensi dari serangan Endpoint DoS dapat berdampak luas pada bisnis, mulai dari downtime layanan yang berkepanjangan hingga kerugian finansial akibat terganggunya aktivitas operasional. Perusahaan yang mengandalkan sistem berbasis digital, seperti e-commerce, perbankan, dan layanan cloud, bisa mengalami kehilangan pendapatan yang signifikan jika sistem mereka tidak dapat diakses. Selain itu, gangguan layanan yang terus berulang dapat merusak reputasi bisnis dan menurunkan tingkat kepercayaan pelanggan. Dalam jangka panjang, serangan ini juga dapat menimbulkan biaya tambahan untuk perbaikan infrastruktur, peningkatan keamanan, serta kepatuhan terhadap regulasi keamanan data yang semakin ketat. Oleh karena itu, mitigasi proaktif sangat diperlukan untuk melindungi perusahaan dari ancaman Endpoint DoS.

Baca juga: Google Chrome Palsu Bisa Membawa Virus ValleyRAT ke Komputer Anda

Cara Kerja Serangan Endpoint DoS

Serangan Endpoint Denial of Service (Endpoint DoS) bekerja dengan membanjiri perangkat endpoint—seperti server, komputer, atau sistem aplikasi—dengan lalu lintas atau permintaan yang berlebihan hingga sumber dayanya terkuras habis. Teknik yang digunakan dapat berupa pengiriman paket data dalam jumlah besar, eksekusi proses berat secara berulang, atau eksploitasi kelemahan dalam sistem agar perangkat tidak dapat berfungsi normal. Beberapa serangan bahkan menggunakan malware atau skrip otomatis untuk mempercepat pembebanan sumber daya, menyebabkan sistem mengalami crash atau menjadi tidak responsif.

Berbeda dengan serangan DoS tradisional yang menyasar seluruh jaringan, Endpoint DoS lebih fokus pada sistem atau aplikasi tertentu yang memiliki peran penting dalam operasional bisnis. Penyerang sering melakukan pengintaian (reconnaissance) untuk menemukan endpoint yang rentan, seperti server basis data, sistem login, atau aplikasi layanan pelanggan. Setelah target ditemukan, serangan dapat dilakukan dengan teknik seperti HTTP flood, SYN flood, atau eksploitasi protokol jaringan guna menghabiskan kapasitas sistem dan membuat layanan tersebut berhenti berfungsi.

Ketika serangan Endpoint DoS berhasil, perangkat yang diserang mengalami kelebihan beban hingga tidak mampu memproses permintaan pengguna secara normal, menyebabkan downtime layanan dan gangguan operasional. Jika endpoint yang diserang adalah server utama atau sistem bisnis kritis, efeknya bisa merambat dan mengganggu berbagai layanan lainnya. Selain itu, pemulihan dari serangan ini sering kali memakan waktu dan biaya yang besar, terutama jika perusahaan tidak memiliki sistem mitigasi yang efektif. Oleh karena itu, memahami cara kerja serangan ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan ketahanan sistem terhadap ancaman Endpoint DoS.

Dampak Serangan Endpoint DoS terhadap Operasional Perusahaan

Serangan Endpoint Denial of Service (Endpoint DoS) dapat memberikan dampak yang serius terhadap operasional perusahaan, terutama jika sistem yang diserang merupakan bagian penting dari infrastruktur bisnis. Serangan ini tidak hanya menyebabkan gangguan teknis, tetapi juga dapat berdampak langsung pada keberlangsungan layanan, stabilitas finansial, dan kepatuhan terhadap regulasi keamanan data. Berikut adalah beberapa konsekuensi utama yang dapat ditimbulkan dari serangan Endpoint DoS.

Downtime Layanan Kritis

Ketika sebuah endpoint yang berperan sebagai server aplikasi, database, atau sistem layanan pelanggan diserang, layanan yang bergantung padanya akan mengalami downtime atau berhenti beroperasi sepenuhnya. Gangguan ini dapat menyebabkan penundaan dalam pemrosesan data, hambatan komunikasi internal, dan terganggunya interaksi dengan pelanggan. Bagi perusahaan yang mengandalkan sistem digital untuk operasional sehari-hari, seperti perbankan dan e-commerce, downtime dalam hitungan jam saja bisa menyebabkan kerugian besar dan menurunkan kepercayaan pengguna.

Kerugian Finansial

Setiap menit downtime dalam sistem bisnis dapat berujung pada kehilangan pendapatan yang signifikan, terutama bagi perusahaan yang mengandalkan layanan online atau sistem otomatisasi. Ketika transaksi tidak dapat diproses atau pelanggan mengalami kesulitan mengakses layanan, mereka mungkin beralih ke kompetitor. Selain itu, biaya pemulihan setelah serangan, termasuk investasi tambahan dalam infrastruktur keamanan, tenaga IT, serta analisis forensik, bisa menjadi beban finansial yang cukup besar bagi perusahaan.

Risiko Keamanan Data dan Kepatuhan Regulasi

Selain mengganggu operasional dan finansial, serangan Endpoint DoS juga dapat menimbulkan risiko keamanan data, terutama bagi industri yang mengelola informasi sensitif seperti keuangan, kesehatan, dan pemerintahan. Dalam beberapa kasus, serangan Endpoint DoS dapat digunakan sebagai distraksi untuk menutupi aksi siber lain, seperti pencurian data atau penyebaran malware. Jika serangan ini menyebabkan kebocoran atau manipulasi data, perusahaan bisa menghadapi sanksi hukum dan denda akibat pelanggaran regulasi seperti UU Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), GDPR, atau standar keamanan industri lainnya. Oleh karena itu, mitigasi dan kesiapan menghadapi serangan Endpoint DoS harus menjadi prioritas bagi setiap organisasi.

Mitigasi dan Strategi Perlindungan dari Endpoint DoS

Untuk melindungi perusahaan dari serangan Endpoint Denial of Service (Endpoint DoS), diperlukan strategi mitigasi yang efektif guna memastikan sistem tetap beroperasi dengan normal meskipun menghadapi ancaman siber. Pendekatan ini mencakup pencegahan terhadap lalu lintas berbahaya, penggunaan teknologi keamanan jaringan yang canggih, serta penerapan strategi proaktif untuk meningkatkan ketahanan endpoint terhadap serangan. Berikut adalah beberapa langkah mitigasi yang dapat diterapkan perusahaan untuk menghadapi ancaman Endpoint DoS.

Menyaring dan Mengelola Lalu Lintas di Perbatasan Jaringan

Salah satu metode utama dalam menangkal serangan Endpoint DoS adalah dengan memfilter lalu lintas yang masuk ke sistem, terutama di titik perbatasan jaringan. Teknik ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memblokir aktivitas mencurigakan sebelum mencapai endpoint.

  • Pemblokiran alamat IP yang digunakan dalam serangan (M1037): Perusahaan dapat menggunakan teknik blacklisting untuk memblokir alamat IP yang terdeteksi melakukan serangan, sehingga mengurangi risiko serangan ulang dari sumber yang sama.
  • Penggunaan teknologi seperti Rate Limiting dan Blacklist: Dengan menerapkan Rate Limiting, perusahaan dapat membatasi jumlah permintaan dari satu sumber dalam waktu tertentu, sehingga mengurangi kemungkinan sistem kelebihan beban akibat serangan otomatis. Selain itu, sistem blacklist dapat digunakan untuk menolak akses dari IP atau domain yang sebelumnya diketahui berbahaya.

Penerapan Deteksi Intrusi dan Perlindungan Firewall

Selain memfilter lalu lintas, perusahaan perlu menerapkan teknologi deteksi dan pencegahan serangan yang lebih canggih untuk memastikan keamanan sistem.

  • Penerapan Intrusion Detection System (IDS) dan Intrusion Prevention System (IPS) (M1032): IDS berfungsi untuk mendeteksi pola serangan yang mencurigakan, sementara IPS dapat secara otomatis mengambil tindakan untuk menghentikan serangan sebelum mencapai endpoint.
  • Menggunakan Next-Generation Firewall (NGFW): Berbeda dengan firewall tradisional, NGFW memiliki kemampuan lebih canggih seperti inspeksi mendalam terhadap paket data, deteksi serangan berbasis aplikasi, dan pemfilteran konten yang lebih ketat, sehingga dapat memberikan perlindungan lebih terhadap serangan Endpoint DoS.

Strategi Proaktif dalam Keamanan Endpoint

Selain tindakan teknis, perusahaan juga harus menerapkan pendekatan proaktif untuk meningkatkan ketahanan endpoint terhadap serangan.

  • Pembaruan sistem dan patching perangkat lunak: Banyak serangan Endpoint DoS memanfaatkan kerentanan dalam perangkat lunak atau sistem operasi. Oleh karena itu, memastikan patch keamanan selalu diperbarui adalah langkah penting dalam menutup celah keamanan yang bisa dieksploitasi oleh penyerang.
  • Menerapkan model Zero Trust untuk mengontrol akses terhadap endpoint: Model Zero Trust memastikan bahwa setiap pengguna dan perangkat harus diverifikasi sebelum diberikan akses ke sistem, sehingga meminimalkan risiko eksploitasi endpoint oleh pelaku ancaman.
  • Melakukan pemantauan log secara aktif guna mendeteksi anomali sebelum serangan membesar: Dengan menerapkan sistem pemantauan yang terus-menerus, perusahaan dapat mengidentifikasi aktivitas tidak biasa atau lonjakan lalu lintas yang mencurigakan lebih awal, sehingga dapat mengambil tindakan pencegahan sebelum serangan mencapai tingkat yang merusak.

Dengan menerapkan strategi mitigasi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko gangguan operasional akibat Endpoint DoS serta memastikan keberlangsungan bisnis dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.

Baca juga: Web Defacement: Analisis Penyebab dan Langkah Pemulihan yang Tepat

Kesimpulan

Serangan Endpoint DoS merupakan ancaman nyata yang dapat melumpuhkan operasional perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Pemahaman yang mendalam tentang cara kerja serangan ini serta penerapan langkah-langkah mitigasi seperti penyaringan lalu lintas, penggunaan firewall canggih, dan strategi keamanan proaktif menjadi kunci dalam mencegah gangguan yang berpotensi merugikan bisnis. Selain itu, meningkatkan kesadaran keamanan siber di seluruh organisasi sangat penting untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks. Jangan biarkan sistem Anda menjadi target serangan—tingkatkan keamanan endpoint perusahaan Anda dengan strategi yang tepat! Hubungi kami untuk solusi keamanan siber terbaik.

Satu Solusi Kelola Keamanan Siber Karyawan Secara Simple & Otomatis

Nur Rachmi Latifa

Penulis yang berfokus memproduksi konten seputar Cybersecurity, Privacy dan Human Cyber Risk Management.