<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=2253229985023706&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">

back to HRMI

Cara Membersihkan Jejak Digital dari Aplikasi & Situs

Read Time 7 mins | 24 Jul 2025 | Written by: Nur Rachmi Latifa

Membersihkan Jejak Digital

Di era digital saat ini, hampir setiap aktivitas online yang kita lakukan, mulai dari membuka aplikasi cuaca, memesan makanan, hingga sekadar menelusuri internet akan meninggalkan jejak digital. Jejak digital adalah kumpulan data yang terekam saat kita menggunakan perangkat dan layanan online, baik yang kita sadari maupun tidak. Menariknya, setiap orang diperkirakan menghasilkan 2 hingga 3 gigabyte data per jam hanya dari penggunaan perangkat seperti ponsel dan layanan internet sehari-hari. Data ini kemudian digunakan oleh perusahaan, aplikasi, hingga pihak ketiga untuk berbagai kepentingan, mulai dari personalisasi iklan hingga pelacakan perilaku. Oleh karena itu, membersihkan jejak digital menjadi langkah penting untuk menjaga privasi, meningkatkan keamanan, dan memastikan kendali penuh atas informasi pribadi kita.

Membongkar Jejak Digital: Data yang Tak Pernah Hilang

Jejak digital adalah semua informasi yang Anda tinggalkan saat menggunakan internet dan perangkat digital, baik secara aktif maupun pasif. Jejak digital aktif terjadi ketika Anda secara sadar membagikan sesuatu, seperti memposting foto di media sosial, mengisi formulir online, atau mengirim email. Sementara itu, jejak digital pasif terjadi tanpa Anda sadari, misalnya ketika situs web melacak perilaku Anda melalui cookie, aplikasi mengakses lokasi Anda di latar belakang, atau perangkat mencatat kebiasaan penggunaan Anda. Setiap klik, pencarian, atau login bisa meninggalkan jejak yang terekam secara permanen dalam ekosistem digital.

Akumulasi jejak digital ini tidak hanya membentuk profil perilaku Anda, tetapi juga membuka celah bagi penyalahgunaan data. Perusahaan dapat menggunakannya untuk menayangkan iklan yang sangat tertarget, sementara pihak yang tidak bertanggung jawab bisa mengeksploitasi data tersebut untuk penipuan, pencurian identitas, atau manipulasi informasi. Yang mengkhawatirkan, sebagian besar data ini tetap tersimpan bahkan setelah Anda berhenti menggunakan layanan atau aplikasi tertentu. Karena itu, memahami dan mengelola jejak digital sangat penting demi menjaga privasi dan keamanan di dunia maya.

Baca juga: DNS Filter Bisa Selamatkan Jaringanmu dari Malware – Begini Caranya

Cara Membersihkan Jejak Digital dari Smartphone & Aplikasi Umum

Untuk membersihkan jejak digital dari smartphone dan aplikasi umum, Anda bisa memulai dengan langkah-langkah normal yang cukup efektif. 

  • Tinjau ulang pengaturan privasi di perangkat Anda. Di Android, gunakan Permission Manager untuk mengatur ulang izin akses seperti lokasi, kamera, dan mikrofon. Di iOS, Anda bisa menyesuaikannya melalui menu Privacy & Security
  • Matikan fitur cross-site tracking di browser agar aktivitas Anda tidak mudah dipantau oleh jaringan iklan pihak ketiga. Safari dan Chrome menyediakan opsi ini di bagian pengaturan privasi. 
  • Memanfaatkan fitur seperti Safety Check di iOS dan Permission Manager di Android untuk mencabut akses data dari aplikasi atau pengguna lain yang tak lagi relevan. 

Namun jika Anda ingin perlindungan yang lebih ketat atau berada dalam situasi yang sensitif, langkah paranoid bisa menjadi pilihan. 

  • Menggunakan sistem operasi alternatif seperti GrapheneOS yang menghapus layanan Google dari Android dan memberikan kontrol penuh terhadap data yang dibagikan. 
  • Bagi pengguna iPhone, mengaktifkan Lockdown Mode akan membatasi banyak fungsi tapi sangat efektif untuk mencegah serangan siber dan pelacakan intensif. 
  • Di sisi jaringan, Anda bisa menerapkan filter DNS seperti Pi-hole untuk memblokir ribuan pelacak secara otomatis di semua perangkat yang terhubung ke Wi-Fi rumah. 
  • Pasang ekstensi anti-pelacak seperti Privacy Badger di browser Anda untuk mencegah pelacakan berbasis perilaku saat menjelajah internet. 

Meski sedikit lebih teknis, kombinasi langkah-langkah ini dapat secara drastis mengurangi jejak digital yang Anda tinggalkan setiap hari.

Bahaya Jejak Digital di Mobil Terhubung

Mobil modern kini tak ubahnya seperti komputer berjalan, dilengkapi berbagai sensor, konektivitas internet, dan fitur pintar yang secara terus-menerus mengumpulkan data. Bahkan, beberapa mobil dapat mengirimkan hingga 25GB data per jam, termasuk lokasi, kebiasaan berkendara, hingga informasi kontak yang tersimpan. Masalahnya, data ini tidak hanya rentan diretas oleh pihak ketiga, tetapi juga kerap dikumpulkan dan dimonetisasi oleh produsen mobil sendiri, yang kemudian menjualnya ke pihak ketiga seperti perusahaan asuransi atau broker data. 

Risiko lainnya adalah celah keamanan dalam sistem infotainment atau ECU (Electronic Control Unit), yang bisa dimanfaatkan untuk melacak, memata-matai, bahkan mengambil alih kendali kendaraan secara jarak jauh. Untuk mengurangi risiko ini, langkah normal yang bisa dilakukan meliputi:

  • Menonaktifkan fitur-fitur pintar yang tidak digunakan, seperti koneksi otomatis ke cloud atau fitur personalisasi berbasis data. 
  • Penting juga untuk rutin memperbarui firmware ECU melalui bengkel resmi agar celah keamanan yang diketahui bisa segera ditutup. 
  • Tambahkan immobilizer tambahan untuk memutus jalur data dari kendaraan ke jaringan eksternal. 

Bagi yang ingin perlindungan maksimal, solusi ekstrem seperti menggunakan mobil bekas tanpa fitur konektivitas GSM atau beralih ke moda transportasi yang tidak mengandalkan sistem digital seperti sepeda atau transportasi umum tentunya bisa menjadi pilihan terbaik untuk meminimalkan jejak digital saat bepergian.

Jejak Digital dari Aplikasi Makanan & Pengantaran

Aplikasi makanan dan layanan pengantaran tampak praktis, tetapi dibalik kenyamanannya tersembunyi risiko privasi yang serius. Rata-rata aplikasi semacam ini mengumpulkan hingga 21 kategori data pribadi, seperti nama, alamat, riwayat pesanan, hingga informasi pembayaran dan yang mengejutkan, sekitar 95% di antaranya dikaitkan langsung dengan identitas Anda. Data ini tidak hanya disimpan oleh penyedia layanan, tetapi sering dibagikan ke pihak ketiga, termasuk mitra komersial atau bahkan broker data. 

Dalam kasus kebocoran data, informasi pribadi Anda bisa tersebar luas di internet, termasuk detail yang tampaknya sepele seperti preferensi makanan atau lokasi pengantaran, yang justru dapat dimanfaatkan untuk profiling atau penipuan. Untuk mengurangi risiko tersebut, Anda bisa mulai dengan langkah normal seperti: 

  • Membatasi izin lokasi hanya saat aplikasi digunakan, bukan secara terus-menerus di latar belakang. 
  • Jangan berikan akses ke kontak, galeri, atau data pribadi lain yang tidak relevan dengan fungsi inti aplikasi. 
  • Pertimbangkan solusi ekstra seperti menggunakan burner email dan nama samaran saat mendaftar, serta memilih pembayaran tunai saat memungkinkan. 
  • Hindari juga mencantumkan nomor apartemen dan cukup bertemu kurir di lobi atau gerbang. 

Langkah-langkah ini mungkin terlihat berlebihan, tapi bisa sangat membantu mengurangi jejak digital dan menjaga privasi Anda tetap terlindungi.

Bahaya Jejak Digital dari Perangkat Pintar di Rumah

Perangkat pintar di rumah seperti smart speaker, smart TV, robot vacuum, kamera keamanan, dan bahkan colokan listrik pintar bisa menjadi sumber besar jejak digital. Meskipun memudahkan hidup, perangkat-perangkat ini sering mengumpulkan data suara, kebiasaan menonton, lokasi, hingga aktivitas harian Anda secara terus-menerus. Beberapa kasus bahkan menunjukkan adanya penyalahgunaan, di mana perangkat yang diretas digunakan untuk memata-matai penghuni rumah, mengakses jaringan pribadi, atau menjadi bagian dari serangan siber skala besar. 

Selain itu, data yang dikumpulkan oleh perangkat ini sering dikirim ke server cloud milik perusahaan produsen, yang belum tentu punya kebijakan privasi yang ketat seperti kasus denda terhadap Amazon karena menyimpan rekaman suara anak-anak dari Alexa. Untuk menjaga privasi, Anda bisa mulai dengan: 

  • Menyesuaikan pengaturan privasi pada aplikasi manajemen perangkat seperti Google Home, Alexa, atau Apple Home
  • Nonaktifkan fitur pengumpulan data yang tidak diperlukan, matikan mikrofon saat tidak digunakan, dan gunakan penutup kamera untuk perangkat yang mendukungnya. 
  • Buat jaringan Wi-Fi khusus hanya untuk perangkat IoT agar mereka terisolasi dari perangkat utama seperti laptop dan smartphone
  • Jangan lupa gunakan password yang unik dan kuat untuk setiap perangkat agar tidak mudah diretas. 
  • Hindari perangkat dengan layanan cloud seperti asisten suara berbasis internet, dan pilih alternatif offline seperti Mycroft AI
  • Gunakan perangkat dengan penyimpanan lokal dan server rumahan (seperti openHAB), dan jika curiga, lakukan pengecekan terhadap perangkat penyadap dengan alat deteksi khusus.

Tips Tambahan untuk Meminimalkan Jejak Digital

Selain langkah-langkah utama yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa tips tambahan yang bisa Anda lakukan untuk semakin meminimalkan jejak digital dalam aktivitas online sehari-hari. Berikut ini empat tips praktis yang bisa langsung Anda terapkan:

Rutin Menghapus Riwayat Pencarian dan Lokasi

Salah satu cara paling mudah untuk mengurangi jejak digital adalah dengan secara berkala menghapus riwayat pencarian dan lokasi dari akun Google, browser, maupun perangkat Anda. Riwayat ini sering digunakan untuk membangun profil perilaku, yang kemudian dimanfaatkan oleh pengiklan atau bahkan pihak ketiga yang tidak diinginkan. Anda bisa mengakses pengaturan privasi Google dan memilih penghapusan otomatis setiap 3 atau 18 bulan, atau melakukannya secara manual kapan pun Anda merasa perlu.

Gunakan Browser Privat

Browser seperti DuckDuckGo dan Brave dirancang dengan fokus pada privasi pengguna. Mereka secara otomatis memblokir pelacak, tidak menyimpan riwayat pencarian, dan mencegah fingerprinting digital. DuckDuckGo bahkan menyediakan ekstensi untuk digunakan di browser lain, sementara Brave memiliki sistem reward yang menggantikan iklan tradisional dengan iklan berbasis privasi. Dengan menggunakan browser ini, Anda dapat menjelajah internet dengan lebih tenang tanpa dibayangi oleh pelacak iklan.

Gunakan VPN untuk Menyembunyikan IP dan Lokasi

Virtual Private Network (VPN) adalah alat yang sangat berguna untuk menyamarkan alamat IP dan lokasi Anda yang sebenarnya. Ini membuat aktivitas online Anda lebih sulit untuk dilacak, baik oleh penyedia layanan internet, pemerintah, maupun situs web yang Anda kunjungi. VPN yang terpercaya juga mengenkripsi lalu lintas internet Anda, sehingga menambah lapisan perlindungan terhadap penyadapan dan serangan jaringan.

Hindari Login dengan Akun Media Sosial di Aplikasi/Situs Pihak Ketiga

Meskipun tampak praktis, login menggunakan akun media sosial seperti Facebook atau Google pada aplikasi dan situs lain justru memperluas jejak digital Anda. Dengan satu klik login, Anda memberikan akses data pribadi ke layanan pihak ketiga, yang kemudian bisa dikombinasikan dengan data dari media sosial untuk membentuk profil Anda secara menyeluruh. Lebih baik gunakan email terpisah atau login manual untuk mengurangi keterkaitan data antar platform.

Apakah Mungkin Menghapus Jejak Digital Secara Total?

Menghapus jejak digital secara total hampir mustahil dilakukan, terutama karena sebagian besar data yang telah dibagikan secara online, baik melalui aplikasi, situs, atau perangkat dan sering kali tersimpan di server yang tidak kita kendalikan, dan bisa saja telah tersebar ke berbagai pihak ketiga. Bahkan jika Anda menghapus akun atau menghapus riwayat, data Anda mungkin tetap tersimpan dalam arsip cadangan, database mitra, atau sudah diproses menjadi bagian dari profil perilaku digital Anda. Dalam banyak kasus, data tersebut digunakan tanpa transparansi yang memadai, dan sulit untuk ditelusuri kembali.

Namun, meskipun tidak bisa sepenuhnya hilang, jejak digital dapat dikendalikan dan diminimalkan secara signifikan dengan kebiasaan yang tepat. Langkah-langkah normal seperti mengatur privasi aplikasi, menghapus riwayat pencarian, atau menggunakan browser privat sudah cukup untuk mengurangi eksposur data dalam keseharian. Sementara itu, bagi mereka yang memiliki kebutuhan lebih tinggi akan privasi seperti aktivis, jurnalis, atau profesional di bidang sensitif, langkah paranoid seperti menggunakan sistem operasi khusus, jaringan terenkripsi, hingga memilih transportasi non-digital menjadi relevan. Intinya, tingkat usaha yang Anda lakukan bisa disesuaikan dengan tingkat risiko dan kenyamanan yang Anda harapkan.

Baca juga: Mata Perih & Pikiran Lelah? Saatnya Coba Detoks Digital

Kesimpulan

Membersihkan jejak digital memang bukan hal yang mustahil, meskipun tidak bisa sepenuhnya menghapus semua rekam jejak yang sudah tersebar di dunia maya. Dengan kesadaran yang tinggi dan langkah-langkah yang tepat, Anda bisa melindungi privasi pribadi serta memperkecil kemungkinan data disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab. Tidak perlu langsung melakukan perubahan besar, mulailah dari hal sederhana seperti mengatur ulang izin akses aplikasi di ponsel, meninjau kembali pengaturan privasi, dan rutin menghapus riwayat lokasi serta pencarian. Kebiasaan kecil ini, jika dilakukan secara konsisten, dapat memberikan dampak besar dalam menjaga keamanan identitas digital Anda.

Satu Solusi Kelola Keamanan Siber Karyawan Secara Simple & Otomatis

Nur Rachmi Latifa

Penulis yang berfokus memproduksi konten seputar Cybersecurity, Privacy dan Human Cyber Risk Management.

WhatsApp Icon Mira