<img height="1" width="1" style="display:none" src="https://www.facebook.com/tr?id=2253229985023706&amp;ev=PageView&amp;noscript=1">

back to HRMI

Mengurangi Human Error, Meningkatkan Pertahanan Siber dengan SiberMate

Read Time 5 mins | 01 Okt 2025 | Written by: Nur Rachmi Latifa

Mengurangi Human Error dengan SiberMate

Dalam dunia keamanan siber, human error atau kesalahan manusia sering kali menjadi celah terbesar yang dimanfaatkan penyerang, mulai dari mengklik tautan phishing hingga lalai menjaga kerahasiaan data. Faktanya, sebagian besar insiden kebocoran data berawal dari tindakan sederhana yang tampak sepele, tetapi berdampak besar bagi keamanan dan reputasi perusahaan. Karena itulah, mengurangi human error menjadi prioritas utama dalam membangun pertahanan siber yang tangguh. Di sinilah SiberMate hadir, menawarkan solusi yang berfokus pada faktor manusia dengan pendekatan human risk management, mulai dari pelatihan kesadaran siber, simulasi phishing, hingga manajemen kebijakan yang membantu organisasi memperkuat pertahanan dari dalam.

Dampak Human Error terhadap Keamanan Siber

Human error menjadi penyebab utama terjadinya insiden siber di banyak organisasi. Berdasarkan data, lebih dari 90% kasus kebocoran data berawal dari kesalahan manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti salah mengirimkan informasi, membuka lampiran berbahaya, atau gagal mengenali tanda-tanda phishing. Angka ini menunjukkan bahwa teknologi secanggih apa pun tetap bisa ditembus jika aspek manusianya tidak diperkuat.

Contoh nyata dari human error dalam keamanan siber sangat beragam. Karyawan yang kurang memahami regulasi bisa saja membocorkan informasi sensitif tanpa sadar, sementara penggunaan kata sandi yang lemah atau berulang menjadi pintu masuk empuk bagi penyerang. Selain itu, serangan phishing yang semakin canggih sering kali menipu karyawan untuk mengklik tautan berbahaya atau menyerahkan kredensial login mereka, sehingga membuka jalan bagi pelanggaran yang lebih besar.

Dampaknya pun tidak hanya sebatas teknis, melainkan juga merugikan secara finansial, mencoreng reputasi perusahaan, hingga menimbulkan masalah kepatuhan regulasi. Biaya pemulihan insiden bisa mencapai miliaran rupiah, sementara hilangnya kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis lebih sulit untuk diperbaiki. Bagi organisasi yang beroperasi di Indonesia, ketidakpatuhan terhadap regulasi seperti UU PDP juga dapat menambah beban berupa sanksi hukum.

Baca juga: SMReport: Memudahkan Deteksi dan Respons Ancaman Siber

Bagaimana SiberMate Mengurangi Human Error

Sebelum membahas fitur, penting dipahami dulu konsep Human Risk Management (HRM) yang jadi dasar dari SiberMate. HRM melihat manusia bukan lagi sebagai titik lemah, tapi sebagai bagian penting dari pertahanan siber. Dengan cara ini, risiko yang muncul dari perilaku karyawan bisa dipetakan, dilatih, dan dipantau secara berkelanjutan sehingga organisasi punya perlindungan yang lebih kuat.

  • Pelatihan Kesadaran Siber
    SiberMate menyediakan pelatihan otomatis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing karyawan. Jadi bukan materi umum yang sama untuk semua orang, melainkan konten yang relevan dengan tingkat risiko dan peran mereka. Dengan lebih dari 130 materi siap pakai, pelatihan ini membantu karyawan lebih waspada terhadap ancaman, sehingga kemungkinan melakukan kesalahan berkurang drastis.
  • Simulasi Phishing
    Melalui ribuan template phishing lokal dan global, organisasi bisa menguji kesiapan karyawan menghadapi serangan nyata. Bahkan, tim bisa membuat template khusus sesuai konteks bisnis. Dengan latihan rutin ini, karyawan belajar mengenali tanda-tanda phishing sejak dini, sehingga tidak mudah tertipu oleh email atau pesan palsu.
  • Pelaporan Risiko
    Semua hasil pelatihan dan simulasi dicatat dalam laporan otomatis yang mudah dipahami. Manajemen bisa melihat bagian mana yang masih lemah, tren kesalahan apa yang sering terjadi, dan siapa saja yang butuh perhatian lebih. Dengan begitu, intervensi bisa lebih tepat sasaran dan efektif.
  • Breach Monitoring
    SiberMate juga memantau apakah ada data perusahaan yang bocor ke luar, misalnya alamat email atau kredensial karyawan. Jika ada kebocoran, sistem akan memberi tahu secara real-time sehingga tim bisa langsung mengambil tindakan, seperti mengganti password atau meningkatkan keamanan akun.
  • Manajemen Kebijakan
    Selain itu, SiberMate memudahkan perusahaan membuat dan menyebarkan kebijakan keamanan secara digital. Karyawan bisa dengan mudah membaca, memahami, dan mengakui aturan tersebut, sehingga kepatuhan meningkat dan risiko human error akibat ketidaktahuan bisa ditekan.

Dengan menggabungkan pelatihan yang terarah, simulasi nyata, pemantauan risiko, hingga pengelolaan kebijakan yang rapi, SiberMate membantu organisasi mengurangi human error secara signifikan sekaligus memperkuat pertahanan siber dari dalam. Pada akhirnya, bukan hanya teknologi yang menjadi benteng, tetapi juga karyawan yang lebih sadar, terlatih, dan siap menghadapi ancaman siber di era digital.

Meningkatkan Pertahanan Siber lewat SiberMate

SiberMate membantu perusahaan membangun pertahanan siber yang lebih kuat dengan pendekatan Human Risk Management (HRM). Artinya, fokusnya bukan hanya pada teknologi, tapi juga pada manusia yang sering kali menjadi celah paling rentan. Dengan HRM, karyawan tidak lagi dipandang sebagai titik lemah, melainkan dilatih dan dipandu agar bisa menjadi baris pertahanan pertama perusahaan.

Mengurangi Titik Lemah Manusia

Human error masih menjadi penyebab utama banyak insiden siber. SiberMate mengatasi hal ini dengan cara memetakan area risiko, memberikan edukasi yang sesuai, dan melakukan tindak lanjut agar karyawan lebih waspada. Dengan begitu, karyawan yang tadinya rawan melakukan kesalahan bisa berubah menjadi aset penting dalam menjaga keamanan perusahaan.

Automasi & Personalisasi

Program SiberMate dijalankan secara otomatis dan dipersonalisasi sesuai kebutuhan tiap peran. Misalnya, ada lebih dari 130 materi pelatihan dan ribuan template simulasi phishing yang bisa disesuaikan dengan kondisi lokal. Automasi ini membuat perusahaan bisa melatih karyawan secara berkelanjutan tanpa beban manual, sekaligus memastikan materi yang diberikan relevan dengan ancaman nyata.

Monitoring & Reporting Real-Time

Semua aktivitas pelatihan dan simulasi dicatat dalam laporan yang bisa diakses secara real-time. Laporan ini membantu manajemen mengetahui tren kesalahan, bagian mana yang paling lemah, serta siapa saja yang perlu perhatian lebih. Dengan informasi yang jelas, perusahaan bisa mengambil langkah cepat sebelum masalah berkembang menjadi insiden serius.

Kepatuhan terhadap Regulasi

Selain memperkuat sisi teknis, SiberMate juga mendukung kepatuhan terhadap aturan penting seperti UU PDP dan ISO 27001. Perusahaan bisa dengan mudah menunjukkan bukti pelatihan, kebijakan, hingga laporan evaluasi saat audit. Hal ini tidak hanya menghindarkan dari sanksi, tapi juga meningkatkan kepercayaan mitra bisnis dan pelanggan terhadap komitmen keamanan perusahaan.

Tantangan & Tips Mengoptimalkan Penggunaan untuk Meminimalisasi Human Error

Dalam upaya mengurangi human error, organisasi sering kali terbentur berbagai tantangan, seperti resistensi karyawan, program yang tidak berkelanjutan, kebijakan yang sulit dipatuhi, hingga kurangnya monitoring. Agar strategi lebih efektif, berikut beberapa tips untuk mengoptimalkan penggunaan dan meminimalisasi human error.

Pelatihan Reguler dengan Konten Menarik

Agar efektif, pelatihan tidak cukup dilakukan sekali saja. Perlu ada program yang berjalan secara rutin dengan materi singkat, relevan dengan peran karyawan, serta disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Jika kontennya menarik, interaktif, dan langsung berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari, karyawan akan lebih termotivasi untuk belajar dan menerapkannya.

Pengulangan & Simulasi Periodik

Belajar akan lebih efektif jika diulang secara berkala. Simulasi phishing, misalnya, bisa dijalankan setiap bulan atau kuartal dengan skenario yang bervariasi. Dengan cara ini, karyawan terbiasa mengenali pola serangan dan lebih siap menghadapi ancaman nyata. Umpan balik langsung setelah simulasi juga membantu mereka cepat memahami kesalahan yang dilakukan.

Pemantauan & Laporan Rutin

Agar program berjalan konsisten, perusahaan perlu memantau hasil pelatihan dan simulasi secara berkala. Laporan yang jelas akan menunjukkan tren, bagian mana yang masih lemah, serta siapa yang membutuhkan dukungan tambahan. Dengan begitu, intervensi bisa dilakukan tepat sasaran sebelum masalah berkembang lebih jauh.

Dukungan Budaya & Kepemimpinan

Program keamanan siber hanya akan berhasil jika didukung oleh budaya perusahaan yang kuat. Pemimpin perlu memberi contoh, mendorong keterlibatan, dan menunjukkan bahwa kesadaran siber adalah tanggung jawab bersama. Ketika karyawan melihat manajemen serius, mereka pun akan lebih termotivasi untuk ikut menjaga keamanan.

Kebijakan yang Jelas & Mudah Diakses

Terakhir, kebijakan keamanan harus disusun dengan bahasa yang sederhana dan ringkas agar mudah dipahami semua karyawan. Selain itu, kebijakan perlu disosialisasikan secara rutin dan mudah diakses, sehingga tidak hanya menjadi dokumen formal, tetapi benar-benar dipakai dalam aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Mengatasi Human Error di Keamanan Siber dengan Pendekatan Psikologi

Kesimpulan

Human error terbukti menjadi salah satu ancaman terbesar dalam keamanan siber karena sering kali menjadi pintu masuk utama bagi serangan, mulai dari phishing hingga kebocoran data sensitif. Tanpa pengelolaan yang tepat, kesalahan sederhana bisa berdampak besar pada finansial, reputasi, dan kepatuhan organisasi. SiberMate hadir sebagai solusi praktis dan menyeluruh dengan pendekatan Human Risk Management yang menggabungkan pelatihan, simulasi, monitoring, hingga manajemen kebijakan untuk memperkuat pertahanan dari sisi manusia. Kini saatnya Anda mengambil langkah nyata—jadwalkan demo, mulai coba gratis, atau lakukan evaluasi HRM organisasi Anda bersama SiberMate untuk membangun budaya keamanan siber yang lebih kuat.

Satu Solusi Kelola Keamanan Siber Karyawan Secara Simple & Otomatis

Nur Rachmi Latifa

Penulis yang berfokus memproduksi konten seputar Cybersecurity, Privacy dan Human Cyber Risk Management.

WhatsApp Icon Mira