Mobil Listrik di Era IoT: Apakah Keamanannya Terjamin?
Read Time 6 mins | 11 Jul 2025 | Written by: Nur Rachmi Latifa

Di tengah pesatnya perkembangan mobil listrik, hadir pula tren baru yang tidak bisa diabaikan: integrasi teknologi Internet of Things (IoT). Mobil listrik kini tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi hemat energi, tetapi juga menjadi perangkat cerdas yang terhubung dengan internet, sensor, dan berbagai sistem cloud. Inilah yang menandai masuknya kita ke dalam Era IoT, di mana konektivitas digital menjadi standar baru. Namun, di balik kenyamanan dan efisiensi yang ditawarkan, muncul pertanyaan penting: apakah keamanan mobil listrik di era IoT benar-benar terjamin? Artikel ini akan mengupas lebih dalam bagaimana IoT diterapkan dalam mobil listrik, potensi risiko keamanannya, serta langkah-langkah mitigasi yang perlu dipertimbangkan.
Mobil Listrik di Era IoT: Kolaborasi Teknologi Masa Depan
Mobil listrik bekerja tanpa bahan bakar konvensional, melainkan menggunakan motor listrik yang mendapat daya dari baterai isi ulang, sehingga dianggap lebih ramah lingkungan dan efisien. Sistem kerjanya melibatkan konversi energi listrik menjadi energi mekanik melalui motor, yang kemudian menggerakkan roda kendaraan. Dalam perkembangannya, mobil listrik kini tidak hanya menjadi solusi transportasi hijau, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi digital di industri otomotif.
Masuknya kita ke dalam Era IoT (Internet of Things) semakin memperkaya fitur dan fungsi mobil listrik. IoT sendiri adalah konsep di mana perangkat-perangkat fisik—termasuk kendaraan—dilengkapi dengan sensor, perangkat lunak, dan konektivitas untuk bertukar data secara real-time. Di sektor otomotif, IoT membuka jalan bagi komunikasi antara mobil dengan perangkat eksternal, infrastruktur jalan, hingga sistem cloud. Ini memungkinkan kendaraan menjadi semakin cerdas, mampu menganalisis data, dan memberikan respons otomatis terhadap kondisi lingkungan maupun kebutuhan pengguna.
Beberapa contoh integrasi IoT dalam mobil listrik dapat kita temui dalam fitur seperti remote monitoring yang memungkinkan pengguna mengecek status baterai, lokasi kendaraan, atau suhu kabin melalui smartphone. Selain itu, fitur over-the-air (OTA) updates memungkinkan pembaruan sistem kendaraan tanpa perlu datang ke bengkel. Teknologi smart charging juga menjadi sorotan, karena mampu mengatur waktu dan kecepatan pengisian daya secara otomatis berdasarkan kondisi jaringan listrik dan preferensi pengguna. Semua ini adalah bukti bahwa mobil listrik di era IoT bukan hanya alat transportasi, tetapi juga bagian dari ekosistem digital yang terus berkembang.
Baca juga: Eksploitasi ChatGPT: Bagaimana AI Bisa Disalahgunakan untuk Kejahatan?
Ancaman Keamanan di Balik Konektivitas IoT
Seiring meningkatnya adopsi mobil listrik yang terhubung dengan jaringan IoT, muncul pula berbagai tantangan serius di sisi keamanan. Konektivitas yang menjadi kekuatan utama justru dapat menjadi celah masuk bagi ancaman siber. Berikut adalah beberapa ancaman keamanan utama yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mobil listrik berbasis IoT:
Peretasan Sistem Navigasi
Salah satu titik rawan dalam sistem mobil listrik yang terhubung IoT adalah sistem navigasi. Peretas dapat mengeksploitasi celah keamanan untuk mengambil alih kontrol navigasi, menyesatkan rute kendaraan, atau bahkan melacak pergerakan penggunanya secara real-time. Serangan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan, terutama jika kendaraan diarahkan ke lokasi yang tidak diinginkan atau berisiko.
Manipulasi Sensor
Mobil listrik di era IoT dilengkapi dengan berbagai sensor untuk mendeteksi lingkungan, kecepatan, suhu, hingga tekanan ban. Jika sensor-sensor ini diretas atau dimanipulasi, informasi yang ditampilkan kepada pengemudi bisa salah. Misalnya, sensor yang dimanipulasi bisa membuat mobil berpikir bahwa jalanan kosong padahal sebenarnya ada rintangan, yang dapat menyebabkan kecelakaan. Serangan jenis ini sangat berbahaya karena menyerang pada level operasional kendaraan.
Pencurian Data Pengguna
Mobil listrik saat ini tidak hanya menyimpan data teknis kendaraan, tetapi juga informasi pribadi pengguna, seperti lokasi, pola berkendara, riwayat perjalanan, dan bahkan akun digital. Jika konektivitas IoT tidak dilindungi dengan baik, data ini bisa dicuri dan disalahgunakan, misalnya untuk kejahatan siber, iklan tertarget tanpa izin, atau pencurian identitas. Pencurian data menjadi salah satu isu paling krusial karena menyangkut privasi pengguna.
Kelemahan Umum dalam Arsitektur IoT di Kendaraan
Sebagian besar ancaman di atas berpangkal pada kelemahan dalam arsitektur IoT itu sendiri. Banyak sistem yang belum menerapkan enkripsi end-to-end, tidak memiliki otentikasi yang kuat, atau menggunakan protokol komunikasi yang rentan. Selain itu, kurangnya pembaruan keamanan (security patches) secara berkala dapat membuat sistem mudah dieksploitasi. Arsitektur yang tidak dirancang dengan pendekatan keamanan sejak awal (security by design) akan terus menjadi titik lemah dalam adopsi IoT di mobil listrik.
Upaya Proteksi: Apa yang Sudah dan Belum Dilakukan?
Meskipun risiko keamanan dalam mobil listrik yang terhubung dengan IoT terus meningkat, berbagai pihak telah mulai mengambil langkah untuk mengatasinya. Perlindungan terhadap kendaraan pintar ini tidak hanya menjadi tanggung jawab produsen, tetapi juga melibatkan regulator dan pengguna. Berikut adalah beberapa upaya penting yang sudah—dan belum—dilakukan untuk memperkuat keamanan mobil listrik di Era IoT:
Upaya Produsen dan Penyedia Software
Produsen mobil dan penyedia software IoT kini mulai mengintegrasikan fitur keamanan sejak tahap perancangan produk. Mereka menerapkan prinsip security by design untuk memastikan bahwa setiap komponen digital, mulai dari sistem infotainment hingga sensor kendaraan, memiliki lapisan perlindungan. Pembaruan sistem secara over-the-air (OTA) juga menjadi standar baru untuk menutup celah keamanan secara cepat. Namun, tantangannya adalah masih banyak produsen yang belum memiliki tim keamanan siber khusus atau mengandalkan sistem pihak ketiga tanpa audit menyeluruh.
Peran Regulasi dan Standar Internasional
Untuk memperkuat ekosistem keamanan di industri otomotif, sejumlah regulasi dan standar global telah diterapkan. Misalnya, ISO/SAE 21434 memberikan panduan teknis bagi pengembangan sistem kendaraan yang aman secara siber, sementara UNECE WP.29 mewajibkan produsen kendaraan menerapkan kebijakan manajemen risiko keamanan siber sebelum kendaraan boleh dijual di negara-negara anggota. Standar ini mendorong transparansi dan tanggung jawab produsen, meskipun implementasinya masih belum merata di semua negara, termasuk Indonesia.
Peran Pengguna dalam Keamanan
Di luar aspek teknis dan regulasi, pengguna juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan kendaraan berbasis IoT. Banyak kasus pelanggaran keamanan yang terjadi karena kelalaian pengguna—misalnya tidak mengganti kata sandi default, mengabaikan pembaruan sistem, atau menghubungkan mobil ke jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman. Meningkatkan literasi digital pengguna mobil listrik adalah langkah strategis yang sering diabaikan, padahal kesadaran pengguna menjadi benteng pertama terhadap serangan siber di era konektivitas tinggi ini.
Tantangan Khusus di Indonesia
Di Indonesia, adopsi mobil listrik yang terhubung dengan teknologi IoT masih menghadapi tantangan serius dari sisi infrastruktur digital. Meskipun jaringan internet sudah menjangkau banyak wilayah, kualitas konektivitas yang tidak merata dan belum stabil bisa menjadi hambatan dalam mendukung fitur-fitur canggih seperti pembaruan sistem otomatis atau pemantauan kendaraan secara real-time. Selain itu, kesiapan sistem keamanan siber nasional masih dalam tahap perkembangan, dengan banyak celah yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan digital, terutama pada sistem transportasi yang semakin terkoneksi.
Tantangan lainnya adalah rendahnya literasi keamanan digital di kalangan pengguna. Banyak pemilik mobil listrik belum menyadari bahwa kendaraan mereka kini rentan terhadap serangan digital, layaknya ponsel atau laptop. Penggunaan jaringan Wi-Fi publik, pengabaian pembaruan sistem, hingga kurangnya perhatian terhadap pengaturan privasi adalah hal-hal yang sering terjadi dan membuka peluang terjadinya insiden keamanan. Di jalanan Indonesia yang semakin padat dengan mobil terhubung, risiko ini bisa meluas dan menimbulkan dampak yang lebih besar.
Namun di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar untuk berkolaborasi antara industri otomotif dan sektor teknologi dalam membangun ekosistem mobil pintar yang aman. Perusahaan otomotif dapat bekerja sama dengan startup keamanan siber lokal maupun penyedia infrastruktur digital untuk menciptakan sistem perlindungan yang disesuaikan dengan konteks Indonesia. Kolaborasi ini juga bisa mendorong terbentuknya standar nasional keamanan kendaraan terhubung, serta membuka lapangan kerja baru di bidang teknologi otomotif dan keamanan digital.
Masa Depan Mobil Listrik dan IoT: Harapan vs Realita
Melangkah ke masa depan, mobil listrik di era IoT akan semakin canggih dengan kehadiran inovasi seperti mobil otonom, pemrosesan data berbasis edge AI, dan sistem predictive maintenance yang mampu mendeteksi kerusakan sebelum terjadi. Teknologi ini menjanjikan efisiensi tinggi, kenyamanan maksimal, serta pengalaman berkendara yang lebih aman dan personal. Kendaraan tidak lagi sekadar alat transportasi, tetapi akan menjadi platform digital yang terus belajar dari data, berkomunikasi dengan infrastruktur sekitar, dan bahkan membuat keputusan sendiri dalam hitungan detik.
Namun, di balik harapan itu, realitasnya tetap menghadirkan tantangan besar: bagaimana menjaga keseimbangan antara konektivitas dan keamanan. Semakin banyak sistem yang terhubung, semakin besar pula permukaan serangan (attack surface) yang bisa dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab. Tidak ada sistem yang bisa dijamin 100% aman—selalu ada celah, baik dari sisi teknis maupun manusia. Oleh karena itu, keberlanjutan mobil listrik di era IoT sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor dalam membangun sistem yang adaptif, transparan, dan selalu siap menghadapi ancaman baru.
Baca juga: Bahaya atau Peluang? Superintelligence Meta Tuai Pro dan Kontra
Kesimpulan
Di era IoT yang semakin berkembang, mobil listrik membawa banyak kemudahan sekaligus tantangan, terutama dari sisi keamanan. Ancaman seperti peretasan sistem, manipulasi sensor, dan pencurian data pengguna menjadi risiko nyata yang tidak bisa diabaikan. Meski berbagai solusi telah diupayakan—mulai dari penguatan sistem oleh produsen hingga regulasi internasional—perlindungan yang efektif hanya dapat tercapai jika ada pendekatan kolaboratif antara pengguna, pengembang teknologi, dan regulator. Di tengah laju adopsi teknologi yang kian cepat, sudah saatnya kita meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan digital, agar mobil listrik benar-benar menjadi kendaraan masa depan yang tidak hanya canggih, tapi juga aman.