Apa Itu Threat Hunting dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Read Time 7 mins | Written by: Nur Rachmi Latifa

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, keamanan siber menjadi perhatian utama bagi banyak organisasi di seluruh dunia. Ancaman siber terus meningkat, baik dari segi jumlah maupun kompleksitasnya, sehingga pendekatan tradisional yang reaktif tidak lagi memadai untuk melindungi data dan sistem. Threat hunting hadir sebagai strategi proaktif yang bertujuan mendeteksi dan menangani ancaman tersembunyi sebelum dapat menyebabkan kerugian besar. Threat hunting adalah pendekatan proaktif yang mengandalkan analisis mendalam untuk mengidentifikasi ancaman yang sering kali lolos dari pengawasan sistem keamanan konvensional.
Apa Itu Threat Hunting?
Threat hunting adalah metode proaktif yang digunakan untuk mendeteksi ancaman keamanan siber yang tersembunyi di dalam jaringan organisasi. Secara sederhana, threat hunting dapat diartikan sebagai pencarian aktif terhadap indikasi serangan siber yang belum terdeteksi oleh sistem keamanan otomatis. Dalam praktiknya, proses ini melibatkan analisis mendalam terhadap data jaringan, log sistem, dan aktivitas pengguna untuk menemukan pola-pola anomali yang mencurigakan.
Secara teknis, threat hunting menggunakan pendekatan berbasis hipotesis, di mana seorang threat hunter menciptakan asumsi tentang potensi ancaman berdasarkan intelijen siber, kemudian melakukan investigasi untuk membuktikan atau membantah asumsi tersebut. Berbeda dengan metode deteksi ancaman tradisional seperti antivirus atau sistem SIEM (Security Information and Event Management), yang cenderung reaktif, threat hunting bersifat lebih proaktif. Antivirus dan SIEM biasanya bekerja berdasarkan tanda tangan (signature) atau aturan yang telah ditentukan sebelumnya untuk mendeteksi ancaman yang sudah dikenal.
Namun, metode ini sering kali gagal mendeteksi ancaman baru atau ancaman yang dirancang khusus (zero-day threats). Sebaliknya, threat hunting adalah metode proaktif yang tidak hanya mengandalkan alat otomatis tetapi juga menggabungkan keahlian manusia untuk menemukan ancaman yang belum terdeteksi. Hal ini menjadikan threat hunting sebagai pendekatan penting dalam meningkatkan keamanan jaringan organisasi, terutama di tengah meningkatnya serangan siber yang semakin kompleks.
Baca juga: Ketahanan Siber 2025: Langkah Penting Perusahaan Hadapi Ancaman
Pentingnya Threat Hunting bagi Keamanan Organisasi
Threat hunting memiliki peran krusial di tengah meningkatnya ancaman siber yang semakin canggih dan sulit dideteksi. Banyak serangan modern dirancang untuk menghindari deteksi oleh sistem keamanan tradisional seperti antivirus atau firewall dengan menggunakan teknik canggih, seperti serangan zero-day, malware yang berubah-ubah (polymorphic malware), atau taktik manipulasi sosial.
Dengan pendekatan proaktif, threat hunting memungkinkan organisasi untuk menemukan ancaman yang tersembunyi sebelum sempat menyebabkan kerugian besar, termasuk pencurian data sensitif, gangguan operasional, atau kerusakan reputasi. Strategi ini menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi kelemahan sistem keamanan otomatis yang hanya mendeteksi ancaman berdasarkan pola yang sudah dikenal.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa sekitar 90% organisasi besar menghadapi setidaknya satu serangan siber yang tidak terdeteksi oleh sistem keamanan dalam setahun terakhir. Hal ini menegaskan bahwa ancaman tersembunyi terus menjadi risiko serius yang perlu ditangani. Threat hunting membantu organisasi mengidentifikasi ancaman tersembunyi dengan memanfaatkan analisis mendalam terhadap data jaringan dan pola aktivitas yang mencurigakan.
Selain mencegah serangan, threat hunting juga memberikan wawasan yang dapat digunakan untuk memperkuat strategi keamanan secara keseluruhan. Dalam era digital yang penuh ketidakpastian, kemampuan untuk secara aktif mencari dan menangani ancaman adalah elemen kunci bagi keberhasilan perlindungan jaringan organisasi.
Cara Kerja Threat Hunting
Dalam dunia yang penuh dengan ancaman siber yang terus berkembang, pendekatan tradisional saja tidak cukup untuk melindungi jaringan dan data organisasi. Threat hunting hadir sebagai strategi proaktif untuk mendeteksi ancaman tersembunyi sebelum menimbulkan kerusakan.
Tahapan Threat Hunting
Threat hunting adalah proses yang melibatkan beberapa tahapan yang dirancang untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman tersembunyi secara efektif:
- Identifikasi dan Perencanaan
Tahap awal ini melibatkan pengenalan terhadap anomali atau indikator ancaman yang mungkin ada di jaringan. Threat hunter menganalisis data historis, log keamanan, dan pola perilaku jaringan untuk mencari tanda-tanda aktivitas mencurigakan. Proses ini memerlukan pemahaman mendalam tentang lingkungan TI organisasi dan ancaman yang relevan. - Hipotesis
Setelah mengidentifikasi potensi anomali, threat hunter membuat hipotesis berdasarkan data yang tersedia. Hipotesis ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan seperti, "Apakah aktivitas ini merupakan bagian dari ancaman siber?" dan "Apa yang memicu anomali ini?" Hipotesis yang baik seringkali didukung oleh intelijen ancaman siber (threat intelligence) untuk meningkatkan akurasi. - Investigasi
Di tahap ini, threat hunter menggali lebih dalam dengan menganalisis data log, lalu lintas jaringan, dan endpoint. Tujuannya adalah untuk menemukan bukti konkret dari aktivitas mencurigakan yang mendukung atau menyangkal hipotesis yang dibuat sebelumnya. Analisis ini sering dilakukan menggunakan alat keamanan canggih untuk menyaring data dalam jumlah besar secara efisien. - Resolusi
Jika ancaman terdeteksi, langkah berikutnya adalah mengatasi ancaman tersebut dan memastikan kerusakan diminimalkan. Selain itu, threat hunter mengidentifikasi celah keamanan yang memungkinkan ancaman terjadi dan mengambil langkah preventif untuk mencegah serangan serupa di masa depan, seperti memperbarui kebijakan keamanan atau meningkatkan sistem pertahanan.
Alat dan Teknologi yang Digunakan
Threat hunting menggunakan berbagai alat dan teknologi untuk mempermudah proses identifikasi dan analisis ancaman:
- SIEM (Security Information and Event Management)
Alat ini mengumpulkan dan menganalisis data log dari berbagai sumber dalam jaringan untuk mengidentifikasi pola mencurigakan. Threat hunting menggunakan alat seperti SIEM untuk menemukan anomali yang mungkin menunjukkan ancaman. - EDR (Endpoint Detection and Response)
Teknologi ini memungkinkan pemantauan secara real-time terhadap aktivitas endpoint, seperti komputer atau perangkat mobile, untuk mendeteksi dan merespons ancaman yang mencurigakan. - Threat Intelligence Platforms
Platform ini memberikan informasi terkini tentang ancaman global, seperti teknik serangan, indikator kompromi (IOC), dan pola malware, yang membantu dalam pembuatan hipotesis dan investigasi.
Alat-alat ini bekerja secara sinergis untuk mendukung threat hunter dalam mendeteksi ancaman tersembunyi yang tidak dapat ditemukan oleh solusi keamanan tradisional. Dengan kombinasi teknologi dan keahlian manusia, threat hunting menjadi elemen penting dalam strategi keamanan organisasi modern.
Siapa yang Melakukan Threat Hunting?
Threat hunting dilakukan oleh individu yang dikenal sebagai threat hunter, seorang profesional yang bertugas untuk mendeteksi dan menangani ancaman tersembunyi di dalam jaringan organisasi. Threat hunters biasanya bekerja sebagai bagian dari tim keamanan siber yang lebih besar, seperti Security Operations Center (SOC). Mereka memiliki tanggung jawab untuk secara aktif mencari tanda-tanda ancaman yang mungkin tidak terdeteksi oleh sistem otomatis, sehingga membantu organisasi menjaga keamanan data dan jaringan mereka.
Sebagai bagian penting dari tim keamanan siber, threat hunters berperan sebagai garda depan dalam mencegah serangan siber sebelum berdampak signifikan. Untuk menjalankan peran ini, threat hunters memerlukan kombinasi keahlian teknis dan kemampuan analitis yang tinggi. Mereka harus mahir dalam menggunakan berbagai alat keamanan, seperti SIEM, EDR, dan platform threat intelligence, untuk menganalisis data jaringan dan mendeteksi pola mencurigakan.
Selain itu, sertifikasi profesional seperti Certified Ethical Hacker (CEH) dan Computer Hacking Forensic Investigator (CHFI) sering dianggap sebagai bukti kompetensi yang penting. Sertifikasi ini menunjukkan kemampuan dalam mengidentifikasi celah keamanan, memahami teknik serangan, dan menerapkan langkah-langkah mitigasi. Dengan keahlian tersebut, threat hunters menjadi aset penting dalam melindungi organisasi dari ancaman siber yang terus berkembang.
Tantangan dalam Threat Hunting
Meskipun threat hunting merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mendeteksi ancaman tersembunyi, proses ini tidak lepas dari berbagai tantangan yang dapat menghambat keberhasilannya. Tantangan-tantangan ini berkaitan dengan kompleksitas lingkungan jaringan modern, volume data yang besar, dan keterbatasan sumber daya. Tantangan dalam threat hunting adalah data log yang besar dan kompleksitas ancaman, yang sering kali membutuhkan waktu dan keahlian untuk diatasi. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi para threat hunters:
Kurangnya Visibilitas terhadap Jaringan
Salah satu hambatan utama dalam threat hunting adalah kurangnya visibilitas terhadap seluruh aspek jaringan. Dalam banyak kasus, organisasi memiliki sistem yang terfragmentasi atau menggunakan alat keamanan yang tidak saling terintegrasi, sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang aktivitas jaringan. Ketika ancaman tersembunyi bersembunyi di titik-titik yang tidak terpantau, threat hunters mungkin melewatkan indikasi awal serangan, yang akhirnya dapat menyebabkan kerugian besar.
Jumlah Data Log yang Sangat Besar
Volume data log yang dihasilkan oleh sistem modern sangat besar dan sering kali membingungkan untuk dianalisis. Data ini mencakup log aktivitas jaringan, aplikasi, dan endpoint, yang semuanya berpotensi menyimpan indikator ancaman. Namun, memilah-milah data ini untuk menemukan pola yang mencurigakan memerlukan waktu, sumber daya, dan keahlian yang signifikan. Data log yang besar dan kompleksitas ancaman menjadi salah satu tantangan yang paling membebani threat hunters, terutama ketika bekerja di bawah tekanan waktu.
Minimnya Sumber Daya Manusia yang Terlatih
Ancaman siber yang semakin kompleks memerlukan profesional keamanan siber dengan keahlian khusus dalam threat hunting. Namun, ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih di bidang ini sering kali terbatas. Kurangnya tenaga ahli menyebabkan beban kerja yang berat bagi tim keamanan siber, yang pada gilirannya dapat mengurangi efektivitas dalam mendeteksi dan merespons ancaman. Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi perlu berinvestasi dalam pelatihan dan sertifikasi bagi staf mereka agar mampu menghadapi ancaman yang semakin canggih.
Cara Memulai Threat Hunting
Memulai threat hunting di organisasi, baik kecil maupun besar, memerlukan pendekatan yang terencana dan strategis. Proses ini melibatkan langkah-langkah praktis untuk memastikan implementasi yang efektif dan hasil yang maksimal dalam mendeteksi ancaman tersembunyi. Cara memulai threat hunting dalam perusahaan tidak hanya tentang penggunaan alat keamanan canggih, tetapi juga mencakup pelatihan, kolaborasi, dan perencanaan yang matang. Berikut adalah langkah-langkah untuk memulai threat hunting:
Bangun Dasar yang Kuat
Organisasi perlu memulai dengan menilai infrastruktur keamanan yang sudah ada. Ini termasuk mengidentifikasi alat yang tersedia seperti SIEM, EDR, atau platform threat intelligence, serta mengevaluasi seberapa baik alat-alat ini memberikan visibilitas terhadap aktivitas jaringan. Setelah itu, tetapkan tujuan utama threat hunting, misalnya mendeteksi malware tertentu atau mencegah ancaman internal.
Tetapkan Tim atau Peran Khusus
Membentuk tim khusus atau menetapkan peran untuk threat hunting sangat penting. Tim ini harus terdiri dari profesional yang memiliki pemahaman mendalam tentang keamanan siber, analisis data, dan pengetahuan tentang pola ancaman. Untuk organisasi kecil yang mungkin tidak memiliki tim internal, kolaborasi dengan penyedia solusi keamanan siber dapat menjadi langkah efektif untuk mengisi kesenjangan sumber daya.
Gunakan Pendekatan Berbasis Hipotesis
Threat hunting yang efektif memerlukan pendekatan berbasis hipotesis, di mana tim membuat asumsi tentang potensi ancaman berdasarkan data intelijen siber atau anomali yang terdeteksi. Misalnya, tim dapat berfokus pada pola lalu lintas jaringan yang tidak biasa atau akses mencurigakan ke sistem tertentu.
Berinvestasi dalam Pelatihan
Pelatihan adalah elemen penting untuk memulai threat hunting. Tim keamanan siber perlu dilatih untuk memahami teknik serangan terbaru, menggunakan alat keamanan dengan optimal, dan menginterpretasikan data log secara efektif. Sertifikasi seperti Certified Ethical Hacker (CEH) atau GIAC Cyber Threat Intelligence (GCTI) dapat membantu meningkatkan keterampilan tim.
Evaluasi dan Tingkatkan Proses Secara Berkala
Setelah threat hunting berjalan, organisasi harus secara berkala mengevaluasi efektivitas proses dan alat yang digunakan. Hal ini termasuk memantau keberhasilan dalam mendeteksi ancaman dan memperbarui strategi berdasarkan tren ancaman terbaru.
Untuk organisasi kecil atau yang belum memiliki sumber daya internal yang memadai, bekerja sama dengan penyedia solusi keamanan siber dapat mempercepat implementasi threat hunting. Penyedia ini biasanya menawarkan alat yang canggih, layanan terkelola (managed services), dan keahlian yang membantu organisasi memulai threat hunting tanpa memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan pelatihan.
Dengan memanfaatkan layanan ini, perusahaan dapat secara proaktif melindungi data mereka sambil meningkatkan kemampuan internal secara bertahap. Memulai threat hunting adalah investasi jangka panjang dalam keamanan siber yang dapat membantu organisasi mendeteksi ancaman lebih cepat dan melindungi aset mereka dari serangan yang semakin canggih.
Baca juga: Teknologi Cloud: Solusi Canggih Mencegah Serangan Siber di Perusahaan
Kesimpulan
Threat hunting adalah kunci proaktif untuk keamanan jaringan, memungkinkan organisasi mendeteksi dan mengatasi ancaman siber tersembunyi sebelum menyebabkan kerugian yang signifikan. Dengan pendekatan berbasis analisis mendalam dan intelijen siber, threat hunting melengkapi sistem keamanan tradisional yang sering kali hanya mampu mendeteksi ancaman yang sudah dikenal. Mengingat meningkatnya kompleksitas ancaman siber, penerapan threat hunting menjadi langkah strategis yang penting bagi organisasi untuk melindungi data dan jaringan mereka secara menyeluruh.
Untuk membantu organisasi memulai perjalanan ini, SiberMate menawarkan solusi keamanan yang mencakup pelatihan keamanan siber otomatis, simulasi phishing, dan pemantauan risiko siber manusia secara real-time. Dengan layanan komprehensif SiberMate, Anda dapat mengadopsi strategi keamanan proaktif yang dirancang untuk menghadapi ancaman siber modern.